Wina (ANTARA News) - Asosiasi Penjelajah Antariksa Internasional (ASE), Selasa, menyerukan kepada PBB agar mengembangkan berbagai strategi untuk menghadapi asteroid yang mengancam akan menghantam Bumi, dalam sebuah laporannya yang disampaikan pad PBB di Wina. Di antara 5.000 benda dekat Bumi yang sudah dikenal, dan 500.000 lainnya yang diperkirakan akan ditemukan dalam 15 tahun mendatang, "beberapa puluh benda langit itu berisiko tinggi menghantam Bumi dan menyebabkan kerusakan lokal atau regional, para astronot menyatakan dalam laporan mereka. Untuk menghadapi ancaman ini, asosiasi mengimbau kepada badan-badan PBB dan negara anggotanya agar mengembangkan kerangka kerja untuk saling bertukar informasi tentang berbagai asteroid yang berbahaya, dan mekanisme pengambilan keputusan untuk menghancurkan atau membelokkan lintasan mereka. Kemampuan teknikal untuk mencegah benturan semacam ini dengan Bumi sudah tersedia, kata ASE, yang anggotanya terdiri atas 320 orang yang telah pergi ke angkasa luar. Sejumlah opsi sedang dikaji, antara lain menghancurkan sebuah asteroid dengan pesawat antariksa berukuran besar atau senjata nuklir, atau mengubah lintasannya dengan memanfaatkan kekuatan gravitasi dari pesawat yang melayang dekat asteroid. Strategi seperti ini akan "menempatkan untuk sementara populasi dan kawasan yang berbeda menghadapi risiko dalam proses peniadaan risiko untuk semua," seperti dampak dari partikel astrroid," kata laporan itu. Untuk mempertimbangkan ini dan masalah lainnya sebelum memberikan perintah bagi digelarnya misi untuk menghindari tabrakan Bumi dan asteroid, ASE menyatakan struktur pengambilan keputusan hendaknya disusun segera, dengan keputusan akhir berada di tangan Dewan Keamanan PBB. Dampak terbesar dari benda antariksa dalam sejarah adalah kejadian di Tunguska pada 1908, dimana meteoroid membinasakan hutan Siberia seluas 2.000 kilometer persegi. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008