New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah dunia merosot pada Selasa waktu setempat, atau Rabu pagi WIB, karena para pedagang melakukan aksi ambil untung menyusul kenaikan tajam sehari sebelumnya dan meributkan prospek ekonomi global yang lemah kemungkinan akan membuat permintaan energi terus tertekan.      Acuan kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Januari jatuh 3,73 dolar AS menjadi ditutup pada 50,77 dolar AS per barel.      Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Januari mantap pada 50,35 dolar AS, turun 3,58 dolar AS.      Mike Fitzpatrick dari MF Global mengatakan karaktertistik perdagangan berlangsung dengan volatilitas tinggi, dengan banyaknya keraguan arah dari ekonomi dan permintaan energi.     "Tidak ada jangka pendek atau panjang yang menguntungkan pada level sekarang. Ketakutan berlanjutnya penurunan telah menghapus awal kenaikan berikutn, katanya kepada AFP.      Fitzpatrick mengatakan pasar tertekan setelah data menunjukkan aktivitas ekonomi  turun 0,5 persen dalam kuartal ketiga, revisi  dari estimasi awal turun 0,3 persen.      "Kekuatan rasional di belakang penurunan cepat harga minyak dari pertengahan musim semi telah mengkontraksi permintaan," kata dia.      "Sekarang, pelaku pasar harus memutuskan apakah momentum akan dikumpulkan atau ini adalah berita  bahwa kebalikan dari antisipasi rumor, sesuai prediksi perdagangan. Jika salah satu diterima bahwa sebuah resesi sudah berjalan, sebagian besar ekonom memperkirakan pemulihan akan dimual tahun depan."      Harga minyak pekan lalu merosot di bawah 50 dolar AS, mencapai rekor terendah untuk hampir empat tahun di London, karena pasar mengkhawatirkan resesi global akan memukul permintaan energi.      Harga minyak telah turun dua pertiganya sejak mencapai rekor tertinggi di atas 147 dolar AS pada Juli, ketika kekhawatiran gangguan pasokan  mengirimkan harga minyak meroket.      Sementara pada Selasa, produsen minyak utama Rusia mengatakan akan mengkoordinasikan strategi dengan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang memompakan 40 persen minyak mentah dunia.      Menteri Energi Rusia Sergei Shmatko, yang sedang berada di India untuk sebuah pertemuan negara-negara Asia Tengah, mengatakan Moskow tidak akan mengenyampingkan penurunan produksi untuk membantu menjaga harga.      "OPEC sedang membicarakan langkah-langkah untuk melindungi pasar minyak sekarang," kata Shmatko dalam sebuah konferensi.      "Rusia akan berkoordinasi dengan OPEC untuk menyesuaikan keinginan ... dan bekerja keras melakukan proteksi," kata dia.      Rusia, salah satu produsen minyak dan gas terbesar di dunia,  bukan merupakan anggota OPEC. Kartel akan menggelar pertemuan luar biasa pada Sabtu di Kairo di tengah spekulasi bahwa negara-negara anggota OPEC akan menyepakti penurunan produksi lagi dalam upaya  mendorong kenaikan harga minyak yang terus menurun.      Sementara kekhawatiran tentang berkurangnya permintaan menguat pada Selasa, karena OECD memproyeksikan negara-negara kaya akan jatuh ke dalam penurunan ekonomi terburuk dalam satu dekade pada tahun depan.      Delapan juta orang lebih akan kehilangan pekerjaannya hingga 2010, kata Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memperingatkan dalam sebuah laporannya, akibat dampak krisis finansial global di 30 negara  dalam dua tahun mendatang. (*)  

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008