Kantor berita AFP melaporkan, anggota Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) yang berpakaian kuning diangkut dengan truk, bus dan mobil-mobil pribadi menuju bandara internasional lama Don Muang, di pinggiran utara ibukota Bangkok.
Perdana Menteri Somchai Wongsawat telah menjadikan bandara itu sebagai markas besarnya pada September lalu, setelah para demonstran menguasai perkantoran resmi kabinet di pusat kota pada akhir Agustus.
"Terdapat sekitar 10.000 pemrotes di Don Muang," kata seorang jurubicara polisi.
Para pemrotes dipimpin oleh para pemuka PAD, yang menuduh pemerintah korupsi dan sebagai boneka mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra.
Mereka mengibarkan bendera-bendera Thailand dan bendera gerakan anti-pemerintah, dan sebagian besar dari mereka mengenakan baju kuning yang menyimbolkan kesetiaannya terhadap raja.
"Lebih dari 10.000 dari kami sekarang berada di sini, dan kami berencana untuk mengepung seperti pada Wisma Negara," kata Sawit Kaoewan, pemimpin PAD, kepada massa di bandara.
Sawit, yang juga sekjen serikat buruh sektor pelayanan umum terbesar Thailand mengatakan, 190.000 anggota serikat buruh akan ikut ambil bagian pemogokan di seluruh negeri.
"Pemogokan itu akan dimulai hari ini," kata Sawit, setelah berjanji akan melakukan aksi mogok yang diikuti oleh Konfederasi Hubungan Pekerja Perusahaan Milik Negara pada akhir pekan jika pemerintah tidak mundur.
Ribuan pemrotes menuju ke gedung parlemen Senin, dalam gerakan yang mereka sebut sebagai 'pertempuran terakhir' terhadap pemerintah, guna mendesak para anggota parlemen untuk menunda sidang gabungan.
PAD juga melancarkan protes jalanan secara besar-besaran yang mengakibatkan kudeta tak berdarah yang menumbangkan Thaksin pada September 2006, dan berusaha untuk melakukan taktik yang sama untuk menumbangkan pemerintah sekarang.
PAD mengatakan bahwa pihaknya ingin menjatuhkan pemerintah Somchai, yang adalah saudara ipar Thaksin, namun jurubicara pemerintah Nattawut Saikuar mengatakan, sidang kabinet mingguan yang biasanya dijadwalkan Selasa, tidak dilaksanakan.
"Pertemuan kabinet dijadwalkan kembali pada Rabu petang setelah Perdana Menteri Somchai tiba dari Lima, menghadiri KTT APEC. Pemerintah tidak membatalkan atau menunda pertemuan tersebut," kata Nattawut kepada AFP.
"Mereka ingin memblokade pemerintah, mereka ingin meningkatkan tekanannya terhadap kami, namun pemerintak masih sabar untuk menyelesaiakn semua ini melalui perundingan secara damai," katanya.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008