Kolombo, (ANTARA News) - Sedikitnya 27 tentara dan 120 pemberontak Macan Tamil tewas ketika pasukan pemerintah memerangi jalan mereka ke pinggiran markasbesar politik pemberontak, kementerian pertahanan mengatakan Senin.

Pertempuran besar berkobar di sepanjang tiga front ketika tentara menutup kota Kilinochchi itu, kata kementerian tersebut, demikian diwartakan AFP.

Namun kementerian itu menambahkan bahwa Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE) telah melakukan perlawanan keras.

"Duapuluh tujuh tentara telah melakukan pengorbanan terakhir untuk tanah air mereka sementara 70 orang yang lain menderita luka-luka dalam bentrokan itu. Beberapa tentara lainnya tidak dapat bergabung dengan unit mereka sejauh ini," kata pernyataan kementerian tersebut.
Mereka mengatakan telah mencegat transmisi radio Macan Tamil yang mengindikasikan bahwa mereka juga menderita korban besar.
"Seratus duapuluh lebih kader LTTE tewas dan 80 yang lain terluka di daerah Kilinochchi sejak Minggu pagi," kata kementerian itu.
Pernyataan pemerintah itu tiba ketika Macan Tami mengumumkan melalui situs Internet Tamilnet.com yang pro-pemberontak bahwa 43 tentara pemerintah telah tewas dan 70 lagi tentara terluka dalam konfrontasi di baratlaut Kilinochchi.
Tigapuluh lima tentara yang lain tewas dalam pertempuran Jumat dan Sabtu di sepanjang pertahanan selatan Kilinochchi, kata Tamilnet.
Pemerintah Sri Lanka yang mundur dari gencatan senjata yang diperantarai-Norwegia Januari, telah berjanji untuk merebut ibukota politik Macan Tamil itu dan membongkar negara-mini LTTE.
Pekan lalu, militer merebut kota Pooneryn yang secara strategis penting di pinggiran utara daratan itu dan membuka front baru untuk maju ke Kilinochchi dari utara.
Macan Tamil dengan diam-diam mengakui bahwa mereka telah kehilangan sejumlah daerah luas ke pasukan pemerintah yang bergerak maju, dan mengatakan pertempuran sekarang ini di lokasi hanya delapan kilometer di barat Kilinochchi.
Puluhan ribu orang telah tewas dalam perang LTTE untuk mendapatkan tanah air terpisah bagi minoritas Tamil pulau itu.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008