Asuncion, (ANTARA News) - FIFA melarang Peru mengikuti pertandingan internasional, kata seorang petinggi di Konfederasi Sepakbola Amerika (CSF).

Sepp Blatter, Presiden badan sepak bola dunia FIFA, pekan lalu mengingatkan Peru untuk mengakhiri pertikaian panjang antara Federasi Sepak Bola Peru (FPF) dan pemerintah, bila tidak mereka dapat diancam dengan larangan mengikuti laga internasional, demikian diwartakan Reuters.

"FIFA melarang Peru dari semua kegiatan," kata Sesjen Umum CSF
Eduardo de Luca kepada wartawan di markas besar mereka di ibukota
Paraguay, Senin.
Intstitut Olahraga Perru (IPD) tidak mengakui presiden FPF Manuel Burga dan mengatakan pemilihan serta pengangkatannya tidak umum dan tidak resmi.
"Bila posisi Burga diteruskan seperti biasanya ... maka dialog akan menemui jalan buntu," kata Presiden IPD Arturo Woodman kepada Reuters.
"Sama sekali tidak ada campur tangan pemerintah. Apa yang terjadi merupakan penghormatan atas hukum Peru. Ia (Burga) tidak dapat menjadi direktur," katanya.

CSF yakin
De Luca mengatakan FIFA akan berbicara dengan anggotanya di Peru dalam pertemuan komite eksekutif di Tokyo bulan depan, namun menambahkan CSF yakin masalah itu dapat dipecahkan.
Peru sudah dicoret sebagai tuan rumah kejuaraan Amerika Selatan di bawah usia 20 tahun yang direncanakan diadakan tahun depan, karena masalah yang tidak pernah selesai itu.
Keikutsertaan Peru dalam babak penyisihan Piala Dunia 2010, yang baru menyelesaikan setengah jalan di Amerika Selatan, kini mulai dpertanyakan, sama halnya dengan peran mereka di Piala Libertadores, kejuaraan yang tingkatannya sama dengan kompetisi Liga Champions di Eropa.
Ketika diadakan undian Piala Libertadores 2009, Selasa, maka nama Peru diperkirakan dikosongkan, kata de Luca.
Peru, yang tidak pernah maju ke putaran final Piala Dunia sejak 1982, berada di urutan bawah dari 10 tim yang mengikuti penyisihan zona Amerika Selatan, dengan mengantungi tujuh poin dari 10 pertandingan.
FIFA, yang melarang keikutsertaan pemerintah dari kegiatan mereka, belum dapat dimintaikomentarnya.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008