Jakarta (ANTARA) - Pelaksana tugas Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Ade Erlangga Masdiana mengatakan Pramuka merupakan wadah pembinaan karakter peserta didik begitu juga konten atau muatannya.
"Tentunya konten atau muatan pembinaan karakter yang memotivasi, mencerahkan, memberdayakan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Ade di Jakarta, Selasa.
Hal tersebut disampaikan Ade terkait kasus yel-yel Pramuka bernada suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang viral di SDN Timuran, Yogyakara, pada kegiatan kursus mahir lanjutan yang diikuti pembina pramuka dari berbagai daerah.
Baca juga: Sultan sesalkan ada yel-yel Pramuka menyinggung SARA di Yogyakarta
Baca juga: 1.969 anggota Pramuka Banyumas dilantik menjadi Pramuka Garuda
Baca juga: 2.000 pramuka karnaval kostum daur ulang di Thamrin
Para pembina diminta untuk praktik mengajar, salah satunya mengenai yel-yel. Saat praktik mengajar tersebut, seorang pembina secara spontan mengeluarkan yel-yel bernada SARA yakni "Islam Islam, yes, Kafir Kafir no".
Ade berharap ke depan kejadian seperti itu tidak terulang kembali dan semua pihak menahan diri untuk tidak melontarkan kalimat atau tindakan bernada SARA.
Ketua Kwartir Cabang Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengakui SD Negeri Timuran Yogyakarta memang menjadi tempat praktik peserta kursus mahir lanjutan.
Heroe mengaku belum mengetahui secara mendetail tentang motif pembina itu mengajarkan yel bernuansa SARA. Pihaknya akan memanggil pembina itu untuk dimintai keterangan lebih lanjut tentang tindakannya saat itu.*
Baca juga: Jadikan agen keamanan pangan, BBPOM Pekanbaru jaring 1.000 Pramuka
Baca juga: Pramuka Bogor Barat lakukan Gelar Senja di balai kota
Baca juga: KJRI Kuching: Kwarnas perhatikan juga kepramukaan di Sarawak
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020