Jakarta (ANTARA) - Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) Kementerian Sosial menjangkau sebanyak 44.434 jiwa korban banjir di 15 titik di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
"Mereka melaksanakan kegiatan LDP sejak awal kejadian yang fokus pada upaya perlindungan awal, membantu Tim Evakuasi dan bergerak di dapur umum," kata Menteri Sosial Juliari P Batubara dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Mensos dalam rapat dengan Komisi VIII DPR RI mengatakan, Tim LDP bertugas untuk memulihkan kondisi psikologis korban bencana mulai dari anak-anak sampai lanjut usia dengan berbagai kegiatan dilakukan untuk memberikan rasa nyaman kepada korban.
Banjir melanda beberapa daerah di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten pada awal tahun 2020 akibat curah hujan yang tinggi.
Baca juga: Santunan ahli waris baru disalurkan untuk 10 korban banjir Jabodetabek
Baca juga: Kemensos salurkan Rp15 miliar ke daerah banjir Jabodetabek dan Banten
Baca juga: PUPR sebut 44 tanggul Jabodetabek jebol, Anies: Jakarta hanya retak
Ketika terjadi bencana, Menteri Sosial langsung menginstruksikan pengerahan Tagana dan Tim KSB untuk melakukan pendataan korban, evakuasi korban ke tempat aman khususnya kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, penyandang disabilitas dan kelompok khusus lainnya.
Langkah berikutnya yang dilakukan oleh Kementerian Sosial adalah melakukan pendistribusian logistik untuk pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana alam yang bersumber dari Gudang Pusat Kemensos dan Gudang Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Untuk memenuhi kebutuhan dasar korban banjir, Kementerian Sosial mendirikan dapur umum di 24 titik yang dikelola oleh Tagana dan KSB.
Mensos juga mengungkapkan bahwa sampai dengan 13 Januari 2020 masih terdapat 26.463 jiwa yang bertahan di pengungsian.
"Kini trennya menurun. Di DKI paling sedikit 248 jiwa. Jawa Barat 21.109 jiwa. Banten 5.106 jiwa," ujarnya.
Selain itu, terdata rumah rusak sebanyak 3.245 unit dengan rincian rusak berat 1.607 unit, rusak sedang 89 unit dan rusak ringan 995 unit.
Raker yang membahas penanganan dan penanggulangan bencana itu juga dihadiri Kepala BNPB Doni Monardo.
Doni menilai banjir besar yang terjadi di kawasan Jabodetabek pada awal tahun 2020 selain karena tingginya curah hujan, juga terjadi karena kerusakan ekosistem di bagian hulu, yakni kawasan Bogor dan sekitarnya.*
Baca juga: Komisi VIII DPR minta fungsi Puncak sebagai daerah resapan dipulihkan
Baca juga: KLHK targetkan rehabilitasi 2.500 ha DAS Cidurian-Ciujung
Baca juga: Anies kembali singgung soal normalisasi sungai
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020