Rio de Janeiro,  (ANTARA News) - Para pekerja pertolongan bergegas untuk membantu warga yang terdampar di Brazil selatan, Senin, setelah tanah longsor dan banjir yang diakibatkan oleh hujan besar menewaskan sedikit-dikitnya 50 orang dan memaksa lebih dari 23.000 orang meninggalkan rumah mereka.

Negara bagian Santa Catarina mengumumkan keadaan darurat seiring penolong yang menggunakan helikopter dan perahu motor membantu mereka yang terlantar akibat banjir setelah beberapa hari hujan deras.

"Santa Catarina sedang menghadapi tragedi cuaca terburuk," Gubernur Luis Henrique Silveira mengatakan pada wartawan.

Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva telah menelpon Silveira dan mengatakan padanya pemerintah federal siap untuk memberikan obat dan pasokan lainnya, negara bagian itu mengatakan dalam situs Internetnya.

Pemerintah negara bagian itu mengatakan banjir dan tanah longsor telah berdampak pada  1,5 juta orang, menyebabkan sekitar 150.000 orang tanpa listrik dan lima dari ke 60 kota terputus sama sekali oleh air banjir.

Korban tewas mungkin akan bertambah karena beberapa orang hilang, beberapa pejabat negara bagian itu mengatakan.

Banjir juga menutup pipa yang membawa gas alam dari Bolivia ke Brazil, memutus pasokan ke Santa Catarina dan tetangganya negara bagian Rio Grande do Sul, perusahaan yang mengoperasikan saluran itu mengatakan.

Sejumlah surat kabar Brazil menunjukkan foto jalanan yang terendam oleh air banjir setinggi-pinggang di negara bagian itu, yang merupakan salah satu yang paling kaya dan terkenal di Brazil karena jumlah keturunan imigran Jerman dan Italianya yang besar.

Angkutan di negara bagian itu lumpuh karena jalan terputus akibat banjir dan tanah longsor. Gambar televisi memperlihatkan sisi bukit yang lepas dan meluncur ke sungai lumpur. Satu jalur sebuah jalan penting rusak setelah fondasi tanahnya hancur.

Surat kabar Folha de Sao Paulo mengatakan sedikitnya satu kota telah menjatah air karena masalah kebersihan.

Negara Amerika Latin itu sedang dalam musim semi ketika hujan di bagian selatan negara itu pada tingkat terbesarnya, mengakhiri berbulan-bulan musim dingin yang biasanya kering.
(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008