Jakarta (ANTARA News) - Industri hilir kelapa sawit belum berkembang seperti yang diharapkan akibatnya produk jadi kelapa sawit Indonesia kalah bersaing.
"Mereka memang lebih senang impor produk mentahnya karena memang industri hilir sawit kita masih kalah bersaing dengan luar negeri," kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Akmaluddin Hasibuan, di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan industri hilir kelapa sawit di tanah air memang tidak berkembang, karena itu jadi kalah bersaing dengan industri hilir di luar negeri.
Yang dibutuhkan Indonesia agar industri hilir sawit dapat berkembang, menurut dia, adalah dengan membangun industri pendukungnya, seperti jasa pelabuhan, logistik, dan teknologi pengembang kelapa sawit itu sendiri.
"Jasa pelabuhan dan transportasi itu perlu supaya distribusi bisa murah, nggak lagi bergantung dengan logistik asing. Peralatan seperti boiler atau turbin saja masih impor," katanya.
Sementara itu, Ketua Harian Gapki Derom Bangun mengatakan, saat ini ekspor kelapa sawit dalam bentuk bahan mentah mencapai 60 persen, sedangkan ekspor dalam bentuk olehan mencapai 40 persen.
"Di India bea masuk ringan untuk bahan mentah, karena itu ekspor kita kebanyakan bahan mentah ke India. Lagi pula industri pengolahan mereka cukup banyak," ujar dia.
Sedangkan ekspor ke Cina lebih banyak dalam bentuk bahan olehan, ujar Derom. Hal tersebut dikarenakan Cina belum begitu banyak memiliki industri pengolahan.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008