Palu (ANTARA News) - Peminat beasiswa ke luar negeri, khususnya dari luar Pulau Jawa, masih terkendala penguasaan Bahasa Inggris sehingga jumlah peminatnya sedikit.Hal itu diperparah dengan sedikitnya pengelola kursus bahasa asing yang menyelenggarakan tes kemampuan Bahasa Inggris (TOEFL)."Kalaupun ada pasti harus menunggu jumlah kuota tertentu untuk bisa menyelanggarakan tes TOEFL," kata Susi Handayani, Scholarship Officer NESO Indonesia di Palu, Senin.Selain itu, katanya, masyarakat di luar Pulau Jawa cenderung pesimis ketika mendaftar beasiswa ke luar negeri. "Padahal, pelamar beasiswa dari luar Pulau Jawa lebih diutamakan," ujarnya, dan menyebutkan penerima beasiswa NESO dari Sulawesi Tengah untuk tahun 2008 hanya berjumlah 11 orang. Netherlands Education Support Office (NESO) adalah organisasi non-profit yang ditunjuk resmi dan didanai pemerintah Belanda. NESO sendiri adalah perwakilan Nuffic, organisasi Belanda yang menangani kerjasama di bidang pendidikan tinggi. NESO Indonesia menyediakan informasi mengenai lebih 1.400 program studi yang ada di Belanda. Setiap tahunnya, terdapat rata-rata 200 penerima beasiswa dari Indonesia untuk belajar di Belanda yang menempuh jenjang pendidikan S2, S3, serta kursus-kursus singkat. Mengenai pendaftarannya, Handayani menjelaskan, batas waktu pendaftarannya hingga 1 Agustus 2009. Syaratnya mudah, katanya, kunjungi saja situs "nesoindonesia.or.id". "Di situ dijelaskan semuanya," kata Susi Handayani.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008