Semarang (ANTARA News) - Banjir masih menggenangi Stasiun Kereta Api (KA) Tawang Semarang hingga hari ketiga, menyusul terjadinya hujan di wilayah Semarang dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir. "Sebenarnya pada hari Minggu (23/11) kemarin banjir sudah agak surut, tetapi karena Senin dini hari terjadi hujan maka genangan air kembali naik," kata Kepala Stasiun Tawang, Sri Suwarno di Semarang, Senin. Berdasar pantauan, halaman Stasiun Tawang terendam air sekitar 60 cm, sedangkan di tempat pembelian tiket dan ruang peron genangan air setinggi 20 cm. Untuk menuju tempat pembelian tiket telah dibuatkan jembatan darurat yang terbuat dari balok kayu. Ia mengatakan, genangan air di Stasiun Tawang hingga saat ini belum bisa diatasi karena saluran air di luar stasiun juga meluap. "Sekarang kami menunggu air surut dahulu, setelah itu genangan yang ada bisa disedot dengan menggunakan pompa air dan dibuang ke saluran yang ada. Kalau sekarang disedot percuma, air akan kembali lagi," katanya. Menurut dia, kejadian banjir ini tidak mengganggu jadwal pemberangkatan KA, karena lintasan KA tidak tergenang. "Pemberangkatan KA tidak masalah, tetapi ada toleransi sekitar lima hingga 10 menit dari jadwal pemberangkatan untuk memberi kesempatan pada penumpang yang terlambat datang karena selain stasiun beberapa ruas jalan di Semarang juga banjir," katanya. Ia mengatakan, sejak terjadi banjir pada Sabtu (22/11) kedatangan KA bisnis dan eksekutif tidak hanya berhenti di Stasiun Tawang tetapi juga berhenti di Stasiun Poncol. "Sejak banjir kemarin, KA bisnis dan eksekutif juga berhenti di Stasiun Poncol untuk memberikan pilihan pada penumpang," katanya. Sementara itu, seorang calon penumpang di Stasiun Tawang yang mau berangkat ke Jakarta, Andi berharap Stasiun Tawang segera ditinggikan agar tidak terkena banjir. "Meskipun kami masih bisa berangkat melalui stasiun ini, rasanya kurang nyaman karena untuk memasuki stasiun harus ekstra hati-hati melalui tangga darurat agar tidak basah," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008