Serang (ANTARA News) - Badai Anika yang terjadi di Samudera Hindia masih berlanjut di bagian sebelah barat daya Banten Selatan, sehingga perairan Ujung Kulon diterjang gelombang tiga sampai empat meter. "Sampai saat ini Badai Anika masih terjadi sejak hari Kamis (20/11) lalu," kata Edi Wibowo, pengamat cuaca Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Banten, Senin. Menurut dia, selama Badai Anika berlanjut pihaknya meminta nelayan, kapal tongkang dan Ferry agar tidak melintasi perairan Samudera Hindia karena sangat berbahaya. Badai Anika muncul selain gelombang tinggi juga tiupan angin kencang disertai hujan deras. Oleh karena itu, ia menilai Badai Anika sangat berbahaya bagi nelayan, kapal tongkang dan kapal pelayaran. "Sebaiknya nelayan tidak melaut dulu karena bisa mengancam keselamatan jiwa," katanya. Dia mengatakan, diprediksikan Badai Anika sudah masuk tahap mati dan kemungkinan satu hari mendatang cuaca normal kembali. "Badai Anika hanya mampu bertahan satu pekan," ujarnya. Dia menjelaskan, penyebab Badai Anika selain menimbulkan gelombang laut juga terjadi peningkatan maupun penurunan curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia. Biasanya, Badai Anika akan terjadi hujan deras, petir, dan angin kencang. Sementara itu, nelayan di pesisir Banten Selatan, Kabupaten Lebak, sampai saat ini belum berani melakukan aktivitas melaut karena ombak besar serta tiupan angin kencang dan hujan deras. "Hampir satu pekan terakhir saya mengangur akibat cuaca buruk di perairan Samuderta Hindia," kata Gembang (55) nelayan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bayah, Kabupaten Lebak, Banten. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008