Untuk para nelayan kami mengimbau jika terjadi perubahan cuaca yang signifikan terutama peningkatan angin lebih 15 knot, dan tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter agar waspada dan berhati-hati melakukan aktivitasnya di laut
Kendari (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kendari mengimbau kepada masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan di Sulawesi Tenggara agar waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan selalu memperbarui informasi cuaca sebelum melakukan aktivitas di laut.
"Untuk para nelayan kami mengimbau jika terjadi perubahan cuaca yang signifikan terutama peningkatan angin lebih 15 knot, dan tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter agar waspada dan berhati-hati melakukan aktivitasnya di laut," kata prakirawan BMKG Sulawesi Tenggara Faizal Habibie, di Kendari, Selasa.
Selain itu, Faizal juga meminta para nelayan terus mencari informasi perkembangan cuaca terbaru dari BMKG karena pihaknya memantau terus perkembangan cuaca selama 1x 24 jam.
Ia mengatakan berdasarkan hasil pemantaunan BMKG, dalam waktu tiga hari ke depan, tinggi gelombang di sekitar Teluk Bone relatif baik, dengan tinggi gelombang diperkirakan 0,1-075 meter dengan kecepatan angin 2-10 knot.
"Dari pantauan kami 1-3 hari ke depan tinggi gelombang dan kecepatan angin di sekitar Teluk bone relatif baik ,akan tetapi masayrakat agar terus memperbarui informasi dari BMKG setiap saat agar selama aktivitas di laut bisa berjalan dengan aman, nyaman dan selamat. Untuk informasi cuaca masyarakat bisa menghubungi kami 1x 24 jam di 08114005929," kata Faizal Habibie.
Di tempat yang berbeda, Humas Kantor SAR Kendari Wahyuddin juga mengimbau kepada masyarakat, khusunya nelayan, sebelum melakukan kegiatan khususnya di laut agar memerhatikan kondisi cuaca, mencari tahu cuaca hari berjalan dan beberapa hari ke depan seperti apa.
"Selain itu, kita minta untuk memerhatikan kondisi kelayakan kapal atau perahu yg digunakan apakah layak atau tidak. Juga memastikan alat-alat navigasi seperti kita kompas berfungsi dengan baik termasuk alat komunikasi berupa radio maupun HP, yang terakhir untuk alat keselamatan seperti jaket pelampung ataupun "ringbuoy" tersedia di kapal ataupun perahu," katanya.
Baca juga: Kapal nelayan mati mesin di perairan Kolaka-Sultra dievakuasi tim SAR
Baca juga: Kesyahbandaran: Nakhoda kapal harus perhatikan standar keselamatan
Baca juga: Seorang nelayan dinyatakan hilang di Perairan Maligano
Baca juga: BMKG Sultra keluarkan peringatan dini waspada cuaca ekstrem
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020