Banda Aceh (ANTARA) - Kamar dagang dan industri (Kadin) menyambut positif keinginan Uni Emirat Arab (UEA) untuk berinvestasi di Provinsi Aceh, khususnya bidang properti.
"Semua pihak harus ikut mendukung keinginan UEA ini karena sangat positif untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Aceh. Mendatangkan investasi juga sejalan dengan program 'Aceh Hebat' yang digagas oleh Pemerintah Aceh," kata Ketua Kadin Aceh Makmur Budiman di Banda Aceh, Selasa.
Ia mengatakan dukungan masuknya investasi Timur Tengah tersebut tidak hanya dari pemerintah, tapi juga akan didukung seluruh komponen masyarakat di provinsi berjuluk daerah "Serambi Mekah" itu.
Baca juga: Kesepakatan Indonesia-UEA disebut "deal" terbesar dalam sejarah
Makmur mengatakan keinginan UEA tersebut menjadi harapan bersama yang diharapkan menjadi pioner dan pintu masuk untuk pengembangan lanjutan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun.
"Ini juga menjadi harapan baru bagi kita agar bisa muncul bermacam- macam industri refinery di KEK tersebut," katanya.
Ketua Kadin Aceh juga menilai industri properti sangat cocok untuk dikembangkan di Kabupaten Aceh Besar, misalnya di Kecamatan Indrapuri yang merupakan kawasan penyangga Kota Banda Aceh.
Sebelumnya, UEA menyatakan keinginannya untuk menanamkan investasi lebih besar dalam bidang pengembangan properti, khususnya di Aceh.
Baca juga: UEA bantu Indonesia siapkan regulasi terkait "sovereign wealth fund"
“Dibicarakan juga untuk Aceh, sebelumnya sudah dibicarakan dengan adiknya crown prince (Putra Mahkota UEA Mohamed Bin Zayed) untuk Aceh ingin masuk properti,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam jumpa pers di Emirates Palace Abu Dhabi, Minggu malam (12/1).
Luhut bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Tohir, dan Dubes RI untuk UEA Husin Bagis menggelar jumpa pers setelah mendampingi Presiden Jokowi melakukan acara kenegaraan di Istana Qasr Al Watan Abu Dhabi.
Untuk itu, rencananya pada pekan depan, akan ditindaklanjuti dengan mengundang Gubernur Aceh dan tokoh-tokohnya untuk membahas lebih lanjut mengenai rencana kerja sama dengan UEA tersebut.
“Minggu depan akan undang Gubernur Aceh dan tokoh-tokoh untuk bicara ini karena mereka ada beberapa syarat. Alasannya Sheikh Hamid (adik Putra Mahkota UEA) untuk masuk ke Aceh karena jarak terbang dari Abu Dhabi hanya kira-kira 5 jam. Saya pikir ini satu langkah yang hebat,” katanya.
Pewarta: M Ifdhal
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020