Bukit Tinggi (ANTARA News) - Menko Perekonomian sekaligus Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati mengakui, dampak krisis keuangan global terhadap perekonomian Indonesia akan terus berlanjut hingga duabelas bulan ke depan sehingga ia meminta semua pihak berhati-hati memperhatikan dan menjaga keadaan keuangannya."Situasi ini bisa terjadi sampai enam bulan bahkan duabelas bulan mendatang. Artinya, medan yang kita hadapi ke depan memang menantang dan relatif sulit," kata Sri Mulyani di Bukit Tinggi, Senin.Selain memimpin pemerintah untuk berhati-hati menjaga APBN dan mengendalikan neraca moneter dan menjaga necara pembayaran bersama BI, Sri Mulyani meminta dunia usaha dan perbankan bersama-sama memperbaiki dan menjaga neraca serta kondisi keuangannya.Lebih khusus dia mengingatkan perlunya langkah antisipasi dan konsolidasi untuk menekan risiko dan terus menerus memperbaiki komposisi aset supaya perbankan dan dunia usaha kuat dari segala guncangan krisis global.Pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) sendiri akan terus memantau dan menjaga kondisi perbankan guna mengurangi pengaruh krisis keuangan global terhadap sistem perbankan nasional dan perekonomian Indonesia umumnya."Krisis global memang akan ada pengaruhnya terhadap kondisi keuangan, psikologi masyarakat dan pada sisi tekanan terhadap nilai mata uang dan suku bunga," aku Sri Mulyani.Ringkasnya, krisis global akan mempengaruhi kemampuan perbankan dalam menjaga posisi kreditnya supaya tetap lancar dan mempengaruhi kemampuan menghasilkan pendapatan serta pengembalian pinjaman dari nasabah."Kami akan terus melihat karena beberapa bank tentu memiliki tingkat ekposur risiko berbeda-beda. BI yang memonitor seluruh sistem perbankan, melihat keseluruhan sistem perbankan masih dalam kondisi stabil dan baik," terang Menkeu.Dalam konteks ini pula Menkeu menjelaskan alasan pengambilalihan Bank Century oleh Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) yang disebutnya sebagai upaya yang harus dilakukan pemerintah.Pengambilalihan Bank Century ditempuh karena baik dari sisi struktur modal, kemampuan menjaga performa bisnis maupun manajemen, bank itu sudah mengkhawatirkan karena akan menimbulkan risiko lebih besar lagi jika tidak diambilalih.Berkaca dari pengalaman Bank Century, pemerintah dan BI akan terus memonitor secara ketat perbankan nasional, meliputi pengawasan terhadap komposisi modalnya, ekposur kreditnya di dunia usaha, disamping juga nilai tukar dan suku bunga.Selain itu, pemerintah juga akan melihat komposisi aset dan kewajibannya, apakah bank-bank masih mampu, dan jika tidak pemerintah akan mencari tahu bagaimana para pemilik bank bisa memperbaiki atau meningkatkan neraca banknya supaya tetap kuat."Saya telah menyampaikan beberapa kali dan tidak hanya di sektor perbankan, tetapi juga seluruh dunia usaha untuk mewaspadai situasi krisis global ini, karena kondisinya tidak seperti hujan semalam dan besoknya udara bersih lagi," katanya mengandaikan.Imbas krisis global jauh dari sekedar memukul perbankan namun juga menimbulkan kontraksi ekonomi dunia, ketidakpastian, sampai koreksi nilai aset, demikian Sri Mulyani. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008