Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di Lima, Peru, Minggu mengatakan empat hambatan utama itu adalah mekanisme perlindungan khusus bagi komoditi pertanian yang sensitif, terkikisnya pemberian fasilitas terutama bagi negara-negara berkembang, produk-produk yang sensitif dan isu-isu sektoral.
Pertemuan itu, lanjut Mari diharapkan bisa menyelesaikan negosiasi keempat isu itu sehingga menteri-menteri perdagangan dunia bisa kembali melakukan perundingan WTO pada Desember mendatang.
"Negara-negara telah menugaskan senior officernya untuk langsung ke Genewa. Walaupun ini hari Minggu, 26 negara termasuk Indonesia bertemu dengan Dirjen WTO Pascal Lamy untuk membahas apa yang harus dilakukan supaya menteri-menteri perdagangan bisa kembali ke perundingan WTO pada bulan Desember," katanya.
Dijelaskan Mari, isu mekanisme perlindungan khusus memang merupakan isu utama bagi Indonesia sebagai ketua kelompok negara G33 maupun untuk Indonesia sendiri karena dengan mekanisme itu Indonesia dengan mudah bisa mengenakan bea masuk tambahan ataupun pengurangan terhadap impor pada saat terjadi impor dalam jumlah besar yang masuk dan atau harga turun dan anjlok terutama untuk produk-produk pertanian yang sensitif.
Mendag mengatakan pertemuan di Genewa ini terasa lebih meyakinkan karena hampir semua peserta pertemuan mendapat dukungan dari kepala negaranya yang sedang mengikuti pertemuan APEC di Lima.
"Intinya semua sepakat kita sudah mendapat instruksi dari para kepala negara. Komitmen politik sudah di tingkat yang paling tinggi, meski demikian di tingkat senior official ada berapa hal yang harus disampaikan," katanya.
Mengenai sikap Indonesia, Mari menegaskan bahwa Indonesia siap dan fleksibel untuk mendapatkan instrumen yang bisa dioperasionalkan dengan efektif. "Jadi bagaimana mencari komprominya sehinga kita mendapatkan instrumen yang bisa digunakan untuk menjaga kesejahteraan petani kita tetapi tidak mengganggu akses pasar sepertt yang dikhawatirkan negara maju," katanya.
Wakil Indonesia dalam pertemuan di Genewa yang akan berlangsung selama satu minggu ini adalah Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional Gusman Bustami dan Dubes Indonesia untuk WTO R. Widodo.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008