Lima, Peru, (ANTARA News) - Para pemimpin ekonomi APEC sepakat untuk menegaskan kembali komitmen mereka terhadap pelaksanaan Deklarasi APEC Bogor yang mencanangkan pembukaan pasar bebas bagi negara-negara maju pada tahun 2010 dan negara berkembang pada tahun 2020.

"Kami memperkuat komitmen kami untuk mencapai Deklarasi Bogor untuk meningkatkan pertumbuhan, pembangunan dan mempercepat pemulihan dari pertumbuhan ekonomis yang melambat," demikian Deklarasi Lima yang diputuskan pada pertemuan pemimpin ekonomi APEC ke-16 di Lima, Peru, Minggu siang.

Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam jumpa pers usai penutupan pertemuan itu mengatakan bahwa dalam forum APEC yang berlangsung dua hari itu ada komitmen bersama untuk menjalankan dan melanjutkan Deklarasi Bogor.

"Hal ini digarisbawahi bahwa kondisi perekonomian yang sulit bukan menjadi alasan untuk meningkatkan proteksionisme sehingga menjauhi atau keluar dari tujuan Bogor itu. Hampir semua negara bicara hal itu" kata Presiden.

Hal lain yang menonjol dalam pertemuan pemimpin APEC itu menurut Presiden adalah mengenai pelaksanaan Putaran Doha WTO, yang oleh semua negara diminta ada jadwal yang tegas agar dalam pertemuan WTO Desember mendatang ada kemajuan yang bisa dibicarakan.

"Ini juga terkait agar pertemuan G-20, tahun 2009 mendatang betul-betul ada yang dicapai dunia setelah sekian tahun `dead lock," katanya.

Menurut Presiden, jika kesepakatan Doha tidak juga tercapai akan banyak persoalan ekonomi seperti pangan dan pengembangan sektor UMKM yang bisa terganggu.

Hal lain yang mendapat sorotan para pemimpin ekonomi APEC lanjut Presiden adalah mengenai program tanggungjawab sosial perusahaan (CSR), yang diharapkan justru meningkat di saat krisis keuangan seperti sekarang.

"Saya usul ada kolaborasi mengenai prioritas pemerintah dengan kepentingan swasta yang bagus. Jadi CSR akan kita arahkan agar efektif menghadapi masalah," katanya.

Dalam Deklarasi Lima, disebutkan APEC juga menyambut baik pandangan dan hasil kerja APEC Bussiness Advisorry Council (ABAC) dalam memperbaiki iklim bisnis dan partisipasi aktif dari usaha kecil dan menengah (UMKM) dalam forum APEC integrasi kawasan ekonomi.

APEC juga menegaskan kembali upaya penerapan reformasi struktural, yang terdiri dari tiga pilar yaitu liberalisasi perdagangan dan investasi, fasilitas bisnis dan kerjasama pendampingan ekonomi.

Mengenai ketahanan pangan, APEC juga menyatakan dukungan atas koordinasi dan strategi untuk menyelesaikan masalah tingginya harga makanan dan dampaknya terhadap kaum miskin dengan melakukan kerja nyata yang didukung oleh Satuan Tugas

PBB untuk menangani krisis pangan.

Kerjasama memerangi korupsi di kawasan juga menjadi salah satu tema disepakati yaitu dengan mengangkat kebersamaan untuk mencegah korupsi dan transaksi terlarang dengan meningkatkan pemerintahan bersih dan sistem keuangan yang transparan.

Pemimpin APEC juga mendukung Deklarasi Lima mengenai anti korupsi dan integritas pasar keuangan.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008