"Kami sudah mengirimkan surat ke polda-polda, salah satunya Polda Papua," ujar Dirreskrimsus Polda Jatim Kombes Pol. Gidion Arif Setyawan saat ditemui di mapolda setempat, Surabaya, Senin.
Kombes Pol. Gidion Arif Setyawan mengaku telah berkomunikasi dengan Polda Papua membahas tentang analisis data senjata api rakitan asal Lumajang yang dijual ke Papua.
"Kekhawatirannya untuk KKB atau kelompok yang tidak bertanggung jawab," ucap perwira menengah tersebut.
Baca juga: Kapolda Papua: KKB Egianus kembali menembak Brimob di Kenyam
Baca juga: KKB tembak anggota Brimob saat kurvey di Kenyam Papua
Hingga saat ini, dia mengakui belum tahu persis jenis senjata api rakitan apa saja yang dipasok dari Lumajang ke Papua.
Ia khawatir jika ada senjata api dengan kaliber tinggi dan menduga yang berhasil lolos dengan kaliber 4.5.
"Kalau yang 6.5 ke atas itu, yang perlu pengawasan khusus. Beberapa polda juga sudah menyampaikan komunikasinya untuk menindaklanjuti," katanya.
Sebelumnya, Polda Papua mencium adanya dugaan penyelundupan senjata dan amunisi dari luar negeri untuk KKB.
Dugaan itu menyusul maraknya teror penembakan oleh KKB di berbagai daerah di Papua akhir-akhir ini.
"Memang ada info-info bahwa bukan hanya dari dalam negeri, melainkan juga dari luar negeri. Ada indikasi dari perbatasan itu juga masuk. Dari Filipina juga masuk melalui Maluku Utara, kemudian ke Sorong, Papua Barat, lalu masuk ke Papua. Banyak jalan yang mereka gunakan. Itu yang sedang kami lacak," kata Kapolda Papua Irjen Pol. Paulus Waterpauw di Timika, Papua, Senin.
Baca juga: Polisi sinyalir letusan senjata api di Tembagapura didalangi KKB
Waterpauw menambahkan bahwa Polda Papua juga mendapatkan informasi ada sejumlah senjata rakitan dari daerah Lumajang dengan kondisi yang cukup modern, beberapa di antaranya sudah masuk ke wilayah Papua.
Sementara itu, kasus pembuatan senjata rakitan di Lumajang tersebut pernah diungkap oleh jajaran kepolisian di Polda Jatim beberapa waktu lalu.
Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020