Jakarta (ANTARA) - Universitas Nasional melakukan kerja sama dengan Pondok Pesantren Darussalam Rajapolah Tasikmalaya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh pesantren terutama bidang sumber daya alam dan manusia atau ecopesantren agar mampu memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional.
Wadir Sekolah Pascasarjana Unas, Firdaus Syam, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, mengungkapkan bahwa selama ini mindset (pola pikir) masyarakat Indonesia masih tertuju pada pesantren sebagai tempat untuk mengkaji ilmu agama secara lebih khusus dan mendalam.
“Padahal banyak hal yang bisa dilakukan oleh pesantren, terutama dalam bidang sumber daya alam dan manusia yang dimilikinya. Oleh karena itu Unas sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia melihat potensi ini dan berupaya untuk mengembangkannya agar potensinya mampu memberi kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan ekonomi nasional,” kata Firdaus.
Baca juga: 18 pesantren di Lebak rusak berat diterjang banjir bandang
Firdaus melanjutkan, banyak hal yang bisa diteliti dan dikembangkan dari sumber daya yang dimiliki oleh pesantren seperti Ponpes Darussalam Rajapolah yang memiliki pusat pengembangan ternak ayam campuran antara negeri dan kampung, areal tanaman obat, sumber air panas alami dan pabrik roti.
“Bayangkan jika Fakultas Teknik kerja sama dengan sumber daya air panas, Fakultas Peternakan dan Biologi bekerjasama dalam pengembangan ras ayam campuran, lalu pabrik roti bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi pasti hasil yang diperoleh akan jauh lebih baik ke depannya,” ujar Firdaus.
Ajakan kerja sama itu disambut baik oleh pimpinan Ponpes Darussalam Rajapolah KH Ahmad Dani Rustandi yang mengungkapkan pihaknya sangat terbuka dengan kalangan perguruan tinggi, terutama Unas agar ke depannya potensi pesantren dapat lebih berkembang dan diterima oleh masyarakat baik domestik maupun internasional.
“Pemerintah sebenarnya telah punya program eco-pesantren atau pengembangan potensi ekonomi pesantren, namun hal itu sepertinya belum menjadi prioritas. Ini yang harus menjadi perhatian serius,” kata Ahmad.
Baca juga: Legislator: Penguatan UMKM di pesantren kunci sukses kewirausahaan
Sementara itu, CEO Mediacomm, Fetty Aziza mengungkapkan pesantren adalah simpul pendidikan dan kekuatan rill umat Islam di Indonesia, dan sangat berdasar jika gerakan mencintai lingkungan terus digaungkan dan diajarkan sebagai salah satu bidang di sekolah, terutama pesantren.
“Ecopesantren merupakan salah satu jawaban agar para santri muda dapat meningkatkan sikap hormat, melindungi dan menjaga ekosistem dapat meningkatkan integritas moral muslimin serta muslim," ucap Fetty.
Menurut Fetty musibah banjir yang menimpa sejumlah wilayah di Indonesia, belakangan ini terjadi karena kesalahan umat manusia dalam menjaga serta melestarikan lingkungan.
Hal senada dikemukakan oleh Kepala Pusat Pengkajian Islam Unas Fachruddin Mangunjaya yang mengatakan bahwa banyak pesantren di Indonesia yang telah menerapkan pola pendidikan modern seperti penggunaan dwi bahasa (Arab dan Inggris) dalam kesehariannya, begitu pula dalam pengembangan potensi ekonomi yang dimiliki.
“Oleh karena itu keterlibatan Unas sebagai perguruan tinggi sangat penting terutama untuk lebih memperdalam penelitian produk, pengembangan dan distribusinya,” kata Fachruddin.***3***
Baca juga: Presiden tinjau pesantren terdampak banjir di Lebak
Baca juga: Bahlil dorong semangat kewirausahaan di pesantren Yogyakarta
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020