Hal itu disampaikan dalam jumpa pers bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd usai melakukan pertemuan bilateral di Hotel Melia Lima, Peru Sabtu.
"Kami sepakat untuk memantapkan sebuah kerjasama fasilitas penanganan bencana alam Indonesia- Australia yang akan mulai beroperasi pada April 2009," kata Presiden Yudhoyono.
Fasilitas ini akan membantu Indonesia dan upaya negara kawasan lainnya untuk mengurangi dampak dari bencana alam dan untuk memajukan kemampuan dalam mengelolanya melalui pelatihan, perkiraan risiko dan kerentanan serta penelitian dan analisa pada ancaman kawasan.
"Total nilai fasilitas ini senilai 67 juta dolar Australia atau 42 juta dolar AS selama lima tahun," kata Presiden Yudhoyono.
Fokus dari penanganan bencana ini adalah hidup dan menghemat uang. Negara yang mengadopsi pendekatan pengurangan bencana ini akan lebih baik dalam melengkapi dan mengelola respon dari bencana.
"Kerjasama ini dikeluarkan pada saat yang tepat, dengan mengikuti pertemuan yang dilakukan pada Juni. Karena selama ini meski telah lulus ujian dalam penanganan bencana, tetapi masih banyak kekurangan dalam koordinasi dan keterpautan untuk mencegah dan mengurangi bencana," katanya.
PM Kevin Rudd mengatakan fasilitas ini dibuat untuk meningkatkan pembangunan penanganan bencana alam yang lebih luas dan efektif, antara lain dengan latihan bersama dengan menekankan kegiatan sebelum bencana, mempercepat kerjasama yang lebih baik antara militer dan sipil dalam perencanaan dan fasilitas ini bisa mendorong kerjasama dengan lembaga lain di kawasan lain.
"Kami percaya ini akan meningkatkan kerjasama Indonesia - Australia untuk membangun sebuah fasilitas yang akan sangat penting pada masa depan dalam menghadapi bencana alam," katanya.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008