kenaikan harga jagung dikarenakan persediaan yang terus menipis mengingat dalam tiga bulan terakhir tidak ada hujan atau musim kemarau.

Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) mengharapkan pemerintah memerhatikan harga jagung untuk pakan ternak dalam rangka menghindari gejolak harga telur dan daging pada awal 2020.

"Saat ini harga jagung sudah di kisaran Rp5.000-Rp5.100 per kilogram, lebih tinggi dari Peraturan Menteri Perdagangan yang sebesar Rp4.000 er kilogram," ujar Ketua Bidang Layer Pinsar, Leopold Halim ketika dihubungi di Jakarta, Senin.

Disebutkan, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 96 Tahun 2018 menetapkan acuan harga pembelian jagung di tingkat petani dengan kadar air 15% sebesar Rp3.150 per kilogram dan harga acuan penjualan di industri pengguna (sebagai pakan ternak) Rp4.000 per kilogram.

Menurut dia, kenaikan harga jagung dikarenakan persediaan yang terus menipis mengingat dalam tiga bulan terakhir tidak ada hujan atau musim kemarau.

"Jagung tergantung hujan, ditanam sekarang lalu tiga bulan kemudian baru panen, tiga bulan lalu kan tidak ada hujan. Saat ini mulai hujan tapi panen nanti sekitar bulan April," paparnya.

Baca juga: Balittra kenalkan budidaya jagung provitas tinggi di musim hujan

Ia memprediksi persediaan jagung akan semakin menipis dan langka pada periode bulan Februari hingga Maret tahun ini.

"Pemerintah bilang produksi di dalam negeri mencukupi, tapi barang sedikit harganya juga tinggi. Makin langka makin mahal," katanya.

Leopold Halim mengatakan kontribusi jagung terhadap pakan ternak lebih dari 50 persen.

"Jika dikalkulasikan, jagung paling tinggi untuk pakan ternak lebih dari 50 persen. Saat ini, belum ada subtitusi atau pengganti jagung. Kalaupun ada semacam gandum dan itupun harus impor," katanya.

Menurut dia, jika pasokan jagung dalam negeri mengalami kekurangan, opsi impor bisa menjadi pilihan dalam rangka menjaga stabilitas harga pangan.

"Pinsar sudah mengusulkan ke pemerintah, mengirim surat ke Presiden dan Kementerian Pertanian untuk impor jagung tapi tidak ada jawaban. Harusnya jagung murah jadi harga pangan jadi murah," katanya.
Baca juga: BPS: distribusi perdagangan telur ayam ras terputus satu rantai

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020