Yang Mulia Raja merasa prihatin bahwa perjalanannya atau perjalanan keluarga kerajaan bisa mengganggu perjalanan masyarakat Thailand,
Bangkok (ANTARA) - Raja Thailand Maha Vajiralongkorn telah memerintahkan kepolisian untuk tidak lagi menutup jalanan di Bangkok bagi iring-iringan kendaraan pengawalan kerajaan, kata juru bicara pemerintah.
Perintah dikeluarkan setelah ada kritik, yang jarang muncul, menyangkut iring-iringan kerajaan serta berbagai ketidaknyamanan lainnya yang disuarakan warga Thailand secara daring dalam beberapa bulan belakangan ini.
Polisi Thailand nantinya hanya akan menutup sebagian jalan untuk dilalui iring-iringan tersebut, kata juru bicara, Narumon Pinyosinwat di halaman Facebook-nya.
Ia juga memasang sebuah video yang menerangkan soal aturan baru itu, yang juga membolehkan warga untuk kembali menggunakan jembatan-jembatan di atas rute iring-iringan.
"Yang Mulia Raja merasa prihatin bahwa perjalanannya atau perjalanan keluarga kerajaan bisa mengganggu perjalanan masyarakat Thailand," demikian bunyi keterangan di video tersebut.
Bangkok adalah salah satu kota dengan lalu-lintas terpadat di dunia. Menurut perusahaan analisis lalu-lintas yang berpusat di Amerika Serikat, INRIX, Bangkok berada di posisi ke 11 dalam daftar Global Traffic Scorecard untuk 2017.
Tahun lalu, tagar #royalmotorcade menjadi salah satu subjek utama di Twitter berbahasa Thailand.
Tanda pagar lain, #islandsclosure, juga naik ke peringat atas pada daftar paling heboh di Twitter pada liburan Tahun baru, yaitu saat pulau-pulau wisata di Thailand ditutup karena putri tertua raja sedang berkunjung ke sana.
Thailand memiliki undang-undang keras menyangkut penghinaan terhadap raja, ratu, pewaris atau pengganti sementara pemimpin kerajaan. Siapa pun yang melanggar undang-undang tersebut menghadapi ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun.
Sumber: Reuters
Baca juga: Raja Thailand pecat pejabat istana karena perilaku "sangat kejam"
Baca juga: Kepala polisi Thailand: tak ada ruang untuk penghinaan kerajaan
Baca juga: Facebook blokir konten yang hina kerajaan Thailand
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020