Hong Kong (ANTARA) - Kekuatan Hong Kong sebagai pusat bisnis global belum dikacaukan oleh aksi protes pro-demokrasi selama berbulan-bulan, demikian Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam pada Senin.
Protes di Hong Kong meningkat pada Juni atas RUU, yang kini dicabut, yang memungkinkan ekstradisi ke daratan China, tempat pengadilan dikendalikan oleh Partai Komunis. Sejak saat itu tuntutan massa meluas dengan salah satunya hak pilih universal.
Berbicara saat pembukaan forum finansial regional, Lam mengatakan sistem keuangan kota tersebut tetap stabil berkat pelajaran yang dipetik sejak krisis keuangan Asia. Lam mengutip daftar raksasa e-commerce Alibaba Group Holding Ltd sebagai pendukung perusahaan daratan lain.
"Kekuatan dan ketahanan kota, seperti halnya sistem keuangan kami, belum dirusak meski (faktanya) bahwa kami mengalami kerusuhan dan tantangan yang cukup besar," kata Lam.
Lam menambahkan dirinya yakin kota tersebut akan menjembatani perpecahan dan mewujudkan tujuannya sebagai komunitas yang bersatu kembali dan "ekonomi" yang berkembang.
Banyak protes yang melibatkan bentrokan brutal antara massa dan aparat kepolisian di sejumlah jalan utama, yang dibatasi oleh menara tertinggi kota tersebut yang menjadi tempat bagi perusahaan bisnis utama.
Sejumlah perusahaan keuangan terjebak di tengah konflik, dengan cabang-cabang bank China daratan kerap dirusak saat massa melampiaskan kemarahan mereka atas apa yang mereka anggap sebagai campur tangan Beijing dalam urusan kota tersebut, tuduhan yang dibantah oleh Beijing, yang menuding Barat memprovokasi kerusuhan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Inggris sambut janji Lam untuk merenung secara serius pascapemilihan
Baca juga: Pemimpin Hong Kong menuju Beijing saat tekanan meningkat
Baca juga: Pemimpin Hong Kong: Kami tak berencana gunakan kekuatan darurat
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020