Ambon (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon bersama para pakar geothermal akan membahas gempa bumi yang terjadi di provinsi Maluku sejak 26 September 2019.

Bencana gempa bumi yang terjadi di Maluku merupakan faktor alam, tetapi muncul wacana penyebab lain dari gempa bumi, kata kepala dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) kota Ambon, Enrico Matitaputty, Senin.

"Gempa bumi merupakan fenomena alam yang terjadi, tetapi beberapa waktu terakhir muncul wacana bahwa kejadian tersebut ada kaitannya dengan proyek geothermal di wilayah Maluku tengah," katanya.

Ia mengatakan, Pemkot Ambon akan melakukan diskusi lanjutan setelah sebelumnya menggelar seminar kegempaan, serta membahas kajian ilmiah terkait wacana tersebut.

Pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan Kementerian ESDM yang menangani masalah geothermal.

"Kita juga juga telah berkoordinasi dengan Vice President Panas Bumi PLN, selanjutnya mereka merekomendasikan kami untuk membahas hasil kajian ilmiah yang sudah dilakukan bersama para pakar geothermal di Indonesia," katanya.

Enrico menjelaskan, dalam waktu dekat Wali kota Ambon, Richard Louhenapessy bersama Ketua DPRD Kota Ambon, Elly Toisuta akan bertemu dengan para pakar untuk membahas hasil kajian terkait proyek geothermal di Tulehu Kabupaten Maluku Tengah.

Baca juga: Maluku hadapi 5.100 gempa sepanjang 2019

Baca juga: Pengungsi gempa Ambon berbagi kisah KDRT di Kampanye 16 HAKTP

Baca juga: BMKG: Gempa Ambon masuk periode "post seismic"

Tim Pemkot Ambon akan menjelaskan kondisi faktual Maluku setelah gempa yang terjadi, selanjutnya para pakar akan mempresentasikan secara ilmiah, hasil kajian tim ahli tentang geothermal.

"Dari hasil kajian tersebut proyek gheotermal tersebut merupakan salah satu penyebab atau bukan, " ujarnya.

Ditambahkannya, pembahasan yang akan dilakukan bersama para pakar itu merupakan kelanjutan seminar kegempaan yang telah digelar pada 3 Desember 2019.

"Seminar kegempaan membahas kejadian alam, maka pertemuan selanjutnya lebih kepada hasil kajian ilmiah terkait kondisi geothermal dan ada tidaknya dampak terhadap gempa bumi di Maluku," kata Enrico.

Sejumlah pakar yang akan membahas masalah tersebut yakni, guru besar Universitas Indonesia terkait Geothermal Yusuf Daud, Ahli Geothermal dari Intitute Teknologi Bandung (ITB), Ahli Geologi dari ITB Alven Rudiawan, dan Konsultan BAPPENAS dari Calvin Institute, Wilham Louhenapessy.*

Baca juga: Mensos hibur anak korban gempa Ambon

Baca juga: Verifikasi rumah rusak setelah bencana sesuai NIK

Baca juga: Gempa bumi kembali getarkan Ambon Kamis pagi

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020