Ikhwal itu terpaksa dilakukan oleh ketua kloter 31 dan petugas menyusul desakan dari jemaah yang sudah tidak sabar menerima kondisi yang semakin hari kian menyulitkan, khususnya masalah transportasi.
Ketua Sektor VI Syauqiah Husain Suma akhirnya bersedia memberikan penjelasan setelah mendapat desakan dari perwakilan JCH kloter 31 Lampung.
Husain mendatangi jemaah didampingi bidang keamanan Dudu Badrussalam, dan bidang Penempatan perumahan Ali Mudzakir,yang difasilitasi Ketua TPPHD Lampung Dr Zamahsjari Sahli, dihadiri ketua kloter Sartio, TPIHI Syamhuri Razak dan sejumlah pejabat lainnya,namun ketua bidang transportasi tidak hadir.
Pada pertemuan itu, Husain mengakui pihaknya telah menerima banyak keluhan termasuk dari jemaah asal Lampung khususnya yang menghuni maktab 15 nomor rumah 683, 684 dan 685 sebanyak 455 orang.
Bahkan, ia menjelaskan telah melakukan rapat dengan Ketua Daerah Kerja (Daker) Makkah Zainal Abidin Shupi, juga untuk membicarakan kendala yang sedang dihadapi jemaah.
Baik Husain maupun Dudu menjelaskan bahwa akibat adanya keluhan tersebut termasuk kritik dan saran serta realita di lapangan, pihaknya segera melakukan perubahan sedemikan rupa untuk menyempurnakan soal transportasi, termasuk menempelkan jadual keberangkat bus di setiap pemondokan.
"Kami pun sangat sedih atas kenyataan ini, bahkan tadi saya sempat bertengkar dengan petugas lapangan, dan saya sempat meneteskan air mata karena ada 20 orang jemaah wanita usia lanjut datang ke sektor karena belum dapat kendaraan," kata Husain.
Karena itu, pihak sektor khususnya yang membidangi masalah transportasi terus melakukan koordinasi dengan pihak Daker Makkah guna segera melakukan perubahan.
Sementara itu, karena keterlambatan dan ketidakjelasan jadual kendaraan sejumlah jemaah menyewa mobil bak terbuka dengan harga yang tidak murah.
Sedangkan ketika ada kendaraan, sopir bus kerap tidak memperhatikan calon penumpang, karena ada seorang wanita lanjut usia yang akan naik nyaris terjatuh.
Para jemaah pun kecewa terhadap awak bus yang tidak mengetahui jurusan bahkan petugas yang disediakan yakni mahasiswa pun tidak mengetahui atau hafal jalan menuju pemondokan.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008