''Kita mengimbau masyarakat yang tinggal di bantaran sungai atau dekat dengan pegunungan untuk waspada dan khususnya di daerah Sigi," kata Bhartolomeus Tandigala, Kepala BPBD Provinsi Sulawesi Tengah, pada Senin.
Sesuai data yang didapatkan dari BPBD Sulteng, bahwa sebanyak 80 titik di Kabupaten Sigi yang berpotensi terjadinya longsor saat musim hujan.
Bhartolomeus mengatakan titik potensi longsor tersebut bertambah setelah dipicu oleh terjadinya gempa dengan kekuatan magnitudo 7.4 yang mengguncang Sulawesi Tengah pada 2018 lalu.
''Kurang lebih ada 80 titik longsor di sana. Ini karena gempa pada tahun kalau yang membuat tanah bergeser.'' katanya.
Baca juga: Puluhan kk warga Desa Poi masih bertahan di lokasi pengungsian
Baca juga: Sigi paling sering dilanda banjir dan longsor pada 2019
Baca juga: Upaya Sigi keluar dari ancaman banjir dan longsor
Tidak hanya itu, ia juga menambahkan bahwa untuk memperkuat mitigasi bencana terhadap warga, BPBD Sulteng juga akan turun langsung ke masyarakat untuk memberikan pemahaman bahaya bencana yang terjadi.
''Baik BPBD Provinsi, maupun BPBD Kabupaten/Kota selalu bahu membahu dan tidak pernah bosan untuk menyampaikan kepada masyarakat lewat sosialisasi, jika sewaktu-waktu intensitas hujan tinggi'' katanya
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika stasiun Meteorologi Palu sebelumnya juga mengeluarkan peringatan dini cuaca, terkait tingginya curah hujan di sejumlah daerah yang ada di Sulawesi Tengah yang dapat mengakibatkan potensi terjadinya Longsor dan banjir di sejumlah wilayah itu.*
Baca juga: Masyarakat diminta jaga kelestarian hutan cegah banjir dan longsor
Baca juga: Korban banjir di Kulawi masih bertahan di lokasi pengungsian
Baca juga: Masyarakat diminta jaga kelestarian hutan cegah banjir dan longsor
Pewarta: Rangga Musabar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020