Jakarta (ANTARA News) - Tim putra Indonesia yang memiliki satu tingkat unggulan dibanding Mongolia yang peringkat 70 mencukur negara ini 4-0 pada pertandingan babak kedelapan Olimpiade Catur ke-38, Sabtu, di Dresden, Jerman.
Indonesia mengawali keunggulan melalui Yohanes Simbolon yang mengalahkan Tunmendemberel Oyunbaatar pada langkah ke-40 pertahanan semi slavia, demikian laporan Humas PB Percasi dari Dresden, Jerman.
Dengan gaya main pecatur alam, Yohanes bergantian mengocek dari sayap-menteri maupun saya-raja hingga akhirnya berhasil memperoleh dua bidak bebas pada lajur-c dan lajur-e.
Lalu dengan teknik yang di SCUA (Sekolah Catur Utut Adianto) dinamakan teknik anting-anting dua bidak bebas tersebut bergantian menyodok membuat Oyunbaatar kelimpungan dan memilih menyerah.
MI Irwanto Sadikin di papan dua kembali main stabil dan tidak kehilangan arah lagi setelah jenis pembukaan dan variasi yang terjadi di atas papan persis seperti dalam pekerjaan rumah hingga langkah ke-13.
Walau persiapan awalnya mencari keseimbangan dulu karena memegang buah hitam, Irwanto paham bagaimana seluk-beluk meneruskan permainan.
Memang hitam mendapat bidak tumpuk pada lajur-f tapi dengan pasangan Gajah ia leluasa mengendalikan jalannya permainan hingga GM Bazar Hatanbaatar menyerah pada langkah ke-62 pertahanan Skotlandia variasi Empat Kuda.
Farid Firmansyah di papan empat tampil berani, partainya melawan Namhai Battulga berjalan liar tetapi Farid main menyerang bukan bertahan remis untuk memastikan kemenagnan regu lebih dulu.
Tapi kerja sama Menteri dan Kudanya ternyata sudah dihitung Farid cukup jauh hingga pada suatu kesempatan dengan teknik skak-tarik ia mengorbankan Kudanya tapi Menteri lawan kena taktik serangan sinar-x Sadar Menterinya bakal hilang Namhai menyerah pada langkah ke-67 pertahanan Sisilia variasi Kan.
GM Susanto Megaranto di papan satu sebetulnya yang paling awal memastikan bakal memenangi pertandingan karena pada langkah ke-20 ia sudah pasti unggul kualitas Gajah atau Kudanya ditukar dengan Benteng lawan.
Tapi pasangan Gajah lawan dan duo-bidak sentrumnya menyulitkan Susanto menyelesaikan permainan. Sampai akhirnya ia mendapat ide mengembalikan kualitas bahkan mengorbankan Menteri pada langkah ke-50 agar tercapai permainan akhir unggul satu bidak bebas yang menjamin kemenangan.
Namun Bayarsaihan Gundavaa baru menyerah pada langkah ke-71 pembukaan Tidak Beraturan setelah bidak bebas Susanto di lajur-b tak tercegah bakal promosi menjadi Menteri.
Kemenangan telak tersebut langsung mengangkat posisi Indonesia pada daftar ranking sementara ke peringkat 32 dengan 10 MP.
Armenia memimpin klasemen sementara dengan 15 MP, disusul Israel dengan 14 MP dan dua negara Rusia dan Ukraina pada posisi berikutnya dengan 13 MP. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008