Jakarta (ANTARA) - Pebulu tangkis nomor satu dunia Kento Momota mengalami cedera patah pada hidungnya dan luka di wajah ketika kendaraan van yang membawanya ke bandara di Kuala Lumpur mengalami kecelakaan, Senin dini hari.
Kantor Berita AFP, Senin, menyebutkan bahwa sopir yang mengendarai van tersebut meninggal di lokasi kejadian setelah kendaraan itu menabrak truk yang berjalan lambat di jalan bebas hambatan.
Seorang asisten pelatih, fisioterapis dan ofisial bulu tangkis juga mengalami cedera ringan.
Baca juga: Kendaraan yang ditumpangi Momota tabrak truk di Malaysia
Kecelakaan tersebut terjadi hanya beberapa jam setelah bintang bulu tangkis Jepang itu mengawali musim kompetisi 2020 dengan meraih gelar Malaysia Masters setelah mengalahkan Viktor Axelsen dari Denmark di Kuala Lumpur.
"Ini sungguh tragis, terutama melibatkan ikon bulu tangkis seperti Momota," kata menteri olahraga Malaysia Syed Saddiq kepada wartawan, setelah menjenguk mereka yang cedera di rumah sakit.
Namun ia menambahkan, mereka yang cedera "pemulihan dengan lancar, (dan) keempatnya juga dalam kondisi stabil".
Menurut polisi, korban lainnya yang terluka menderita cedera di wajah, tangan dan kepala.
Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia dalam pernyataannya mengatakan bahwa mereka "sedih" dengan kecelakaan tersebut.
Baca juga: Momota dilaporkan stabil setelah alami kecelakaan
Kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 4:40 pagi waktu setempat, dan 10 petugas pemadam kebakaran dikirim ke lokasi, kata pejabat senior departemen pemadam kebakaran dan penyelamatan Norazam Khamis kepada AFP.
"Mereka yang cedera mampu berjalan sendiri keluar van dengan sejumlah goresan", tambahnya.
Momota menikmati musim yang cemerlang pada 2019, memenangi rekor 11 gelar termasuk Kejuaraan Dunia, Kejuaraan Asia, dan All England, perubahan besar bagi seorang pemain yang pernah diskors karena judi pada 2016.
Ini berarti ia telah memenangi lebih banyak turnamen dalam satu musim dibanding pemain putra manapun, termasuk bintang asal Malaysia Lee Chong Wei dan Lin Dan dari China.
Hanya ada satu gelar besar perorangan yang belum diraih pemain Jepang itu, yakni emas Olimpiade.
Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020