Pangkalpinang (ANTARA News) -Ketua presidium pembentukan Provinsi Bangka Belitung (Babel), Arham Armuza, menegaskan, provinsi itu harus bersih dari praktik tindak pidana korupsi demi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

"Saya ingin mengingatkan kepada pemerintah daerah agar kembali kepada cita-cita dan janji awal dibentuknya Provinsi Babel, yaitu menjadi provinsi teladan yang bebas korupsi. Janji ini belum ditepati, tolong penuhi janji itu," ujarnya di Pangkalpinang, Jumat.

Hal itu kemukakannya sehubungan hari jadi Provinsi Babel ke-8 pada 21 November dan mengevaluasi kinerja pemerintah yang telah dan akan dilakukan ke depan dalam meningkatkan pembangunan di berbagai sektor.

"Ada tiga tekad dan cita-cita kami saat awal provinsi ini dibentuk yaitu menjadi provinsi teladan yang bebas korupsi, meningkatkan dunia pendidikan dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Namun, kata dia, sampai Hut Babel ke-8 cita-cita itu belum sepenuhnya terwujud karena tiga sektor yang dimaksud masih jauh dari harapan dan terkesan diabaikan pemerintah.

"Pemerintah sepertinya lupa pada cita-cita awalnya yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat, meningkatkan kualitas SDM melalui pembangunan pendidikan dan bebas korupsi demi menjaga marwah dan martabat daerah serta kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Pemerintah provinsi,kata dia,lebih cenderung memprioritas pembangunan fisik yang spektakuler yang belum begitu menyentuh secara langsung terhadap kehidupan masyarakat,kecuali hanya memenuhi kepentingan bisnis para kontraktor.

"Anggaran pendidikan saja pada PPAS APBD 2009 belum mencapai 20 persen, hanya sekitar 17 persen itu pun kabarnya akan dipotong lagi oleh DPRD. Demikian juga sejumlah kasus korupsi dilaporkan ke KPK, sementara kesejahteraan masyarakat belum sesuai harapan," ujarnya.

Untuk itu, ia meminta kepada Pemprov Babel ke depan kembali memfokuskan kepada tiga bidang tersebut yang merupakan pembangunan cukup fundamental untuk kemajuan daerah.

"Saya yang ikut terlibat dalam memperjuangkan provinsi ini agar berdiri sendiri (memisahkan diri dari Sumatera Selatan) merasa kecewa karena tiga pembangunan penting itu belum berjalan secara optimal," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008