Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menganggarkan Belanja Tak Terduga (BTT) sebesar Rp3,6 miliar yang dapat diakses untuk menangani kebencanaan di wilayah ini.
Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Ariadi di Kulon Progo, Minggu, mengatakan wilayah Kulon Progo memiliki berbagai potensi bencana, mulai dari banjir di wilayah selatan, tanah longsor di wilayah utara (kawasan Bukit Menoreh) dan potensi angin puting beliung di seluruh wilayah ini.
"Pada 2020 ini, Pemkab Kulon Progo memiliki anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) Rp3,6 miliar untuk penanganan bencana dan infrastruktur jalan yang rusak akibat bencana," kata Ariadi.
Baca juga: BPBD Kulon Progo waspadai 50 titik potensi bencana
Ia mengatakan pada akhir Desember 2019, Sekda Kulon Progo, BPBD, TRC, Tagana dan camat melakukan rapat koordinasi penanganan bencana. Pada awal Januari 2020 langsung ada hujan deras dengan intensitas tinggi disertai angin kencang menyebabkan lebih dari 90 kejadian yang menyebabkan akses jalan rusak hingga rumah rusak akibat tertimpa pohon tumbang.
Pada awal Januari 2020, ada beberapa rumah yang tertimpa pohon dan longsoran tanah. Ada beberapa rumah yang dibedah oleh Baznas Kulon Progo. Hal ini dikarenakan keterbatasan anggaran yang dimiliki BPBD Kulon Progo.
"Sejauh ini logistik yang dimiliki BPBD hanya mampu mencukupi selama tiga hari bagi warga yang bergotongroyong. Relawan sangat berperan penting dalam penanganan kebencanaan secara cepat," katanya.
Ariadi mengatakan berdasarkan informasi dari BMKG, bahwa hujan dengan intensitas tinggi akan terjadi pada Januari hingga Februari. "Sehingga semua orang harus selalu waspada, waspada dan waspada," ajaknya.
Bupati Kulon Progo Sutedjo mengatakan prediksi BMKG, ada potensi cuaca ekstrem di wilayah DIY.
"Kita sudah dua kali melakukan koordinasi terkait penanganan bencana," tutur Sutedjo.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020