Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat pagi, menguat, setelah Bank Indonesia (BI) menggunakan seluruh instrumen yang dimilikinya untuk mengatasi tekanan pasar terhadap mata uang lokal.

Nilai tukar rupiah naik menjadi Rp11.950/12.200 dari sebelumnya Rp12.230/12.500 per dolar AS atau naik 280 poin.

Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, di Jakarta, mengatakan upaya BI memberikan hasil yang cukup positif rupiah menguat hingga di bawah angka Rp12.000 per dolar AS.

Kenaikan itu sedikit banyak memberikan nafas kepada rupiah yang terus menerus tertekan oleh gejolak krisis keuangan global, katanya.

Namun, lanjut dia, apakah rupiah mampu kembali menguat, masih belum dapat dipastikan, karena gejolak global itu masih tak menentu.

"Kami harapkan rupiah masih dapat bergerak naik, hingga menjauhi angka Rp12.000 per dolar AS," katanya.

Rupiah, katanya, saat ini sedang menuju ke arah keseimbangan baru. Jadi nilai tukar itu tidak mungkin untuk kembali ke angka Rp10.000,- lagi.

Karena itu, semua pihak maupun pebisnis harus menyadari bahwa rupiah tidak akan dapat kembali ke level Rp10.000 per dolar AS, ucapnya.

Dikatakannya, pasar global yang negatif kemungkinan akan kembali bergejolak dan menekan rupiah, namun kapan itu akan terjadi lagi masih belum diketahui.

Hal ini disebabkan krisis keuangan global yang terjadi itu masih menimbulkan ketidakpastian, ujarnya. (*)

Copyright © ANTARA 2008