Jakarta (ANTARA News) - Melemahnya nilai rupiah terhadap AS dolar yang pada Kamis sore berada di atas level Rp12.000 diperkirakan akan membuat harga sepeda motor di tanah air naik tiga hingga lima persen.
"Nilai rupiah sangat penting untuk industri otomotif karena menyangkut biaya produksi, itu berarti pengaruhnya pada kenaikan harga. Kasarnya kenaikan harga bisa sampai tiga hingga lima persen sekarang ini," kata Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Gunadi Sindhuwinata, di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan bahwa kenaikan harga motor dipengaruhi oleh beberapa faktor, selain nilai tukar rupiah juga inflasi.
Saat ini, menurut dia, industri sepeda motor di tanah air masih menggunakan komponen impor sebanyak 30 persen. Hal tersebut tentu berpengaruh pada biaya produksi yang membuat kenaikan harga sepeda motor sulit dihindari.
"Kalau pun ada koreksi harga akibat nilai tukar rupiah tentu akan dilakukan bertahap. Ini supaya pasar tetap terjaga," ujar dia.
Permintaan Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) agar pihak produsen otomotif tidak menaikan harga jual produk sebagai syarat agar perusahaan pembiayaan mau menanggung setengah dari total kenaikan bunga bank, menurut Gunadi, sangatlah tidak mungkin dengan kondisi rupiah saat ini.
Sementara itu, menurut General Manager PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) Bambang Asmarabudi, saat ini perusahaan kendaraan roda dua asal Jepang tersebut menggunakan komponen lokal sebanyak 90 persen. Namun demikian, nilai tukar rupiah tetap berpengaruh terhadap biaya produksi perusahaannya.
Menurut Bambang, perusahaan pembiayaan sendiri telah memperketat pemberian kredit untuk otomotif sejak bulan Oktober lalu. Di Indonesia kredit kepemilikan sepeda motor mencapai 80 persen, karena itu penurunan penjualan sepeda motor juga tidak dapat dihindari.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008