Kondisi pasien dan situasi epidemik saat ini sudah bisa dikontrol
Beijing (ANTARA) - Seorang penderita infeksi paru-paru (pneumonia) yang mewabah di Kota Wuhan, China, dilaporkan sebagai kasus pertama meninggal dunia, pada Sabtu, sedangkan tujuh lainnya dalam kondisi kritis.
Diagnosis sementara menunjukkan bahwa 41 kasus pneumonia disebabkan oleh tipe baru coronavirus, demikian pernyataan Dinas Kesehatan Kota Wuhan.
Beberapa pasien kondisinya sudah stabil, bahkan sudah ada yang dipulangkan dari rumah sakit, demikian media resmi setempat.
Dinkes Wuhan juga menyebutkan bahwa dari 739 orang yang kontak dengan pasien, sebanyak 419 di antaranya staf medis, telah ditempatkan di ruang observasi medik.
"Kondisi pasien dan situasi epidemik saat ini sudah bisa dikontrol," kata Wang Guangfa, anggota tim pakar medis nasional yang khusus mengatasi wabah tersebut.
Menurut dia, proporsi pasien yang parah sama dengan kasus-kasus pneumonia pada umumnya.
Baca juga: KBRI Beijing pastikan tidak ada WNI terjangkit wabah pneumonia berat
Baca juga: Delapan pasien pneumonia berat di Wuhan tinggalkan rumah sakit
Baca juga: Kemarin, WNI Hongkong waspadai pneumonia berat hingga bantuan Kemsos
Wabah pneumonia berat pertama kali ditemukan di Ibu Kota Provinsi Hubei itu pada Minggu (5/1) lalu. Sebanyak 59 orang yang tinggal di sekitar pasar ikan di kota itu mengalami pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya.
Sampai saat ini Kedutaan Besar RI di Beijing belum menerima laporan adanya warga negara Indonesia yang terjangkit virus misterius tersebut.
Di Provinsi Hubei terdapat 428 warga negara Indonesia yang seluruhnya berstatus mahasiswa. Sekitar 200 di antaranya tinggal di Wuhan dan kuliah di delapan kampus berbeda. (T.M038)
Baca juga: Asap rokok picu Pneumonia pada balita
Baca juga: Berada di ruangan ber-AC bisa kena pneumonia?
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020