"Kesimpulan pertemuan tadi pagi kita harus melakukan itu. Intinya, dalam krisis global seperti ini diperlukan kepastian sistem perdagangan dunia," kata Mari dalam telekonferens dari Peru dengan wartawan di Jakarta, Kamis.
Sebelumnya, dalam pertemuan tingkat kepala negara kelompok G-20 juga telah disepakati komitmen bersama penyelesaian perundingan putaran Doha.
Perekonomian dunia saat ini dalam keadaan krisis dan berbeda dengan kondisi perundingan Juli 2008 lalu sehingga sangat penting bagi anggota WTO untuk segera menyelesaikan negosiasi sistem perdagangan multilateral.
"Kita harus kerja keras dan menunjukkan fleksibilitas yang dibutuhkan untuk mencapai kesepakatan yang seimbang," ujar Mari.
Sebagai tindak lanjut komitmen itu, setiap negara akan mengirimkan pejabat seniornya pada 24 November untuk membahas revisi rancangan naskah perundingan pertanian dan Non Agricultural Market Access (NAMA).
"Kami sepakat untuk mengirimkan pejabat senior, tidak hanya duta besar kami di WTO untuk hadir dalam pertemuan diB Jenewa yang disebut `green room` itu. Diharapkan revisi rancangan naskah negosiasi akan rampung pada pekan pertama Desember," tuturnya.
Ia berharap semua negara akan menunjukkan fleksibilitasnya. Sebagai Ketua Kelompok negara berkembang G-33, Mari tetap menekankan tercapainya kesepakatan yang seimbang dan tidak melupakan tujuan pembangunan.
"Isu-isu yang tertunda seperti permintaan AS untuk akses pasar yang lebih luas terkait perundingan sektor NAMA harus dicarikan jalan tengahnya," demikian Menteri Perdagangan.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008