Dubai (ANTARA) - Sultan Oman, Qaboos bin Said meninggal pada Jumat malam, demikian diberitakan media pemerintah, Sabtu pagi.

Qaboos (79 tahun), yang pemerintahnya mendapat dukungan Barat, telah memerintah negara Teluk Arab itu sejak ia mengambil alih tahta dalam kudeta tak berdarah pada 1970 dengan bantuan Inggris, bekas kekuatan kolonial Oman.

Qaboos tidak memiliki anak dan belum secara terbuka menunjuk seorang penerus. Sebuah undang-undang tahun 1996 mengatakan keluarga yang berkuasa akan memilih pengganti dalam tiga hari dari tahta yang kosong.

Jika mereka gagal untuk menyetujui, dewan pejabat militer dan keamanan, kepala mahkamah agung dan kepala dua majelis akan menunjuk seseorang yang namanya secara diam-diam telah ditulis oleh sultan dalam surat tertutup.
Baca juga: Reshuffle Gagal Padamkan Protes Rakyat Oman
Baca juga: Wakil menhan Arab Saudi temui Sultan Oman di Muskat

Presiden Sambut Sultan Oman Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang Sultan Oman Qaboos bin Said Al Said pada hari ketiga rangkaian KTT IORA ke-20 tahun 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (7/3/2017). KTT IORA 2017 diharapkan menghasilkan Jakarta Concord yang berjudul Mendorong Kerja Sama Regional bagi Samudra Hindia yang Damai, Stabil dan Makmur. (IORA SUMMIT 2017/Rosa Panggabean)


Selama memerintah Sultan Qaboos pernah menghadapi pemberontakan bersenjata dari kelompok komunis di Yaman Selatan yang terkenal dengan insiden perang Dhofar. Atas bantuan beberapa negara, Qaboos berhasil mematahkan perlawanan para pemberontak sehingga Qaboos berhasil mempertahankan tahtanya.

Di bawah Qaboos, Oman memilih jalan politik yang menjadi pilihan banyak negara yaitu pemerintahan demokrasi. Lewat pemilihan umum yang adil dan bebas, Oman melahirkan para pemimpin pemerintahan yang juga diisi kalangan perempuan. Perkembangan positif ini membuat Qaboos berpartisipasi dalam pemerintahan.

Banyak keputusan politik yang diambil berdasarkan musyawarah mufakat dalam proses yang berlangsung baik di pemerintahan federal, provinsi, lokal dan wakil-wakil suku. Kepergian abadi Qaboos telah memberikan warisan pemerintahan yang demokratis kepada rakyatnya.

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020