Jakarta (ANTARA News) - Departemen Pertanian (Deptan) akan menghentikan impor jagung pada tahun 2009 menyusul tercapainya swasembada komoditas pangan tersebut pada tahun ini.
"Tahun depan kuota impor jagung nol. Harus bisa itu," kata Dirjen Tanaman Pangan Deptan Sutarto Alimoeso di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, saat ini produksi jagung nasional sebanyak 15,86 juta ton sementara kebutuhan dalam negeri hanya 13 juta ton yang mana untuk produksi naik dari 2007 yang hanya 13, 29 juta ton.
Beberapa daerah penghasil jagung seperti Gorontalo dan NTB bahkan sudah mengekspor komoditas tersebut ke negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina. "Tahun ini ekspor jagung Indonesia lebih dari 100 ribu ton," kata Dirjen Tanaman Pangan.
Pada tahun 2009, Deptan menargetkan produksi jagung nasional 18 juta ton pipilan kering yang diperoleh dari luas tanam 4,28 juta ha serta luas panen 4,08 juta ha serta produktivitas 44,12 kuintal/ha.
Upaya yang dilakukan untuk mencapai target tersebut, menurut Sutarto, dengan peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam, pengamanan produksi, pemberdayaan kelembagaan pertanian dan dukungan pembiayaan.
Peluang terbesar pencapaian sasaran tersebut yakni melalui peningkatan produktivitas, sehingga diperlukan penggunaan benih unggul bermutu terutama benih hibrida serta pemanfaatan pupuk berimbang dan organik.
Deptan menargetkan, penggunaan benih jagung hibrida pada 2009 meningkat hingga 10 persen untuk menaikkan produksi jagung nasional.
Menurut Sutarto, salah satu penyebab rendahnya produksi jagung dalam negeri yakni produktivitas tanaman masih minim hanya sekitar 2-3 ton per hektar karena penggunaan benih hibrida di kalangan petani masih rendah.
Menurut dia, luas areal tanaman jagung yang memanfaatkan benih hibrida saat ini baru sekitar 40 persen dari total lahan jagung nasional.
Dengan peningkatan areal jagung yang memanfaatkan benih hibrida sebesar 10 persen dari saat ini diharapkan produksi nasional pada 2009 naik 20 persen.
Menurut dia, produktifitas jagung hibrida bisa mencapai 7-10 ton/ha, sedangkan jagung komposit kurang dari 5 ton/ha bahkan untuk jagung lokal hanya 2-3 ton/ha.
Menyinggung perluasan lahan pertanian jagung, Dirjen mengatakan, akan memanfaatkan wilayah perkebunan ataupun kehutanan seperti lahan PTPN atau Perhutani.
Beberapa wilayah yang sesuai untuk perluasan areal tanaman jagung, menurut Sutarto diantaranya Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Utara, serta seluruh kawasan Sulawesi.
"Bahkan seluruh kawasan Sulawesi akan dijadikan sentra jagung nasional," katanya.
Pada tahun 2009 pemerintah menyiapkan bantuan benih jagung melalui SL-PTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) seluas 90 ribu ha, Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) 403 ribu ha, Cadangan Benih Nasional (CBN) 333 ribu ha, kemitraan dengan swasta 100 ribu ha.
Selain itu melalui swadaya murni masyarakat seluas 1,54 juta ha jagung hibrida dan jagung komposit 900 ribu ha serta penggunaan benih jagung lokal 600 ribu ha. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008