Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Kamis pag,i merosot menembus angka Rp12.000 per dolar AS, karena pelaku pasar membeli mata uang asing itu dalam jumlah besar.
Nilai tukar rupiah merosot tajam menjadi Rp12.250/12.350 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp11.957/12.200 atau turun 293 poin.
Direktur Utama PT Finance Corpindo, Edwin Sinaga, di Jakarta, Kamis, mengatakan rupiah tidak dapat menahan gelombang tekanan pasar yang makin kuat, sehingga mata uang Indonesia terpuruk menembus angka Rp12.000 per dolar AS.
"Kami memperkirakan mata uang lokal itu akan terus terpuruk menjauhi angka Rp12.000 per dolar AS, bahkan kalau tidak ada hambatan rupiah akan mendekati angka Rp13.000 per dolar AS," katanya.
Menurut dia, penguatan dolar AS itu terutama disebabkan tidak adanya sumber pemasok dolar di pasar dunia internasional, sehingga likuiditas dolar AS di pasar terbatas.
Sementara itu, kebutuhan dolar AS di Amerika Serikat sangat tinggi yang mendorong mata uang itu terus bergerak naik terhadap mata uang utama Asia khususnya, Indonesia, ucapnya.
Untuk mengurangi tekanan itu, ia mengatakan, pemerintah harus melakukan kontrol devisa yang merupakan langkah efektif untuk menahan pelemahan nilai tukar itu.
Langkah efektif itu mengubah rezim devisa bebas dengan mengawasi semua kegiatan hasil ekspor dalam negeri, katanya.
Rupiah, lanjut dia, pada sore nanti masih akan terkoreksi dengan posisi di atas angka Rp12.000 per dolar AS, karena tekanan pasar masih besar. (*)
Apalagi di pasar internal belum ada faktor positif yang mendorong rupiah bergerak naik, sedangkan di pasar eksternal krisis keuangan global makin menekan pasar uang domestik, ucapnya. (*)
Copyright © ANTARA 2008