Wina, (ANTARA News) - Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) tak menemukan bukti yang memadai untuk membuktikan bahwa Suriah mengembangkan senjata nuklir.

Hal itu terungkap dalam laporan yang dibagikan oleh Direktur Jenderal IAEA Mohammed ElBaradei kepada Dewan Gubernur lembaga itu, Rabu, sebagaimana diberitakan kantor berita Xinhua.

Laporan empat-halaman tersebut menyampaikan pengabsahan paling akhir dan penilaian mengenai masalah nuklir Suriah, tapi IAEA menolak untuk menyiarkan laporan itu kepada umum, dan mengatakan laporan tersebut hanya diajukan kepada Dewan IAEA, yang memiliki 35 anggota, dan akan dibahas dalam pertemuan mendatang Dewan IAEA pada 27 November.

September lalu, tentara Israel meledakkan satu instalasi di gurun terpencil di Suriah timur. Pada Mei 2008, Amerika Serikat memberikan keterangan intelijen kepada IAEA bahwa instalasi yang dihancurkan itu digunakan untuk mengembangkan bahan peledak nuklir dan direncanakan dioperasikan tak lama berselang. Suriah bersikukuh membantah sedang diam-diam mengembang senjata nuklir dan IAEA telah melakukan penyelidikan sehubungan dengan masalah itu.

Para pejabat IAEA mengatakan kepada wartawan ElBaradei bahwa dalam laporan penyelidikan paling akhir itu disebutkan penemuan beberapa ciri khusus yang "serupa dengan apa yang mungkin ditemukan yang berkaitan dengan tempat satu reaktor" di dalam peralatan Suriah yang hancur.

Para penyelidik IAEA juga telah menemukan "sejumlah partikel uranium" dalam contoh yang diambil dari tempat itu yang "diperoleh dari hasil pemrosesan kimiawi".

Namun, laporan tersebut juga menunjukkan bahwa bukti yang relevan tak memadai untuk membuat kesimpulan mengenai sifat peralatan Suriah yang dihancurkan, dan oleh karena itu, IAEA menyeru Suriah dan negara lain yang mungkin memiliki informasi yang relevan untuk bekerjasama dengan IAEA guna menyediakan bukti lebih lanjut dan memudahkan penyelidikan IAEA.

Direktur Jenderal IAEA Mohammaed ElBaradei mengatakan pada suatu taklimat di Dubai sehari sebelumnya bahwa parikel uranium yang ditemukan di Suriah tidak diperkaya untuk digunakan sebagai bahan bakar bom atom, dan asal jejak nuklir yang ditemukan tak menyeluruh.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008