Upacara penganugerahan dilakukan di auditorium utama universitas ternama Jepang itu di Tokyo, Rabu, disaksikan sekitar 700 orang, termasuk jajaran sivitas akademika, angota keluarga kerajaan Jepang, dan sejumlah kalangan diplomat di Jepang.
Rektor Universitas Waseda Katsuhiko Shirai dalam sambutannya mengatakan, kehadiran Al Gore dan juga pemamaparannya soal kegiatan perlindungan lingkungan hidup di dunia akan membuka wawasan yang luas bagi para mahasiswa.
"Sumbangan pemikirannya yang progresif memberikan kontribusi besar bagi Universitas Waseda dalam menelaah persoalan-persoalan lingkungan hidup global," katanya.
Sementara itu, Al Gore dalam pidatonya menyebutkan bahwa situasi krisis, termasuk krisis ekonomi yang kini melanda dunia, selalu memiliki dua sisi, yaitu kondisi yang berbahaya (dangerous), namun di sisi lain juga menimbulkan peluang (opportunity).
Begitu juga dengan persoalan perlindungan lingkungan hidup dan pemanasan global, selain menimbulkan ancaman berbahaya namun pada kesempatan yang sama justru menciptakan peluang.
"Kita memerlukan `green global stimulus` sekaligus upaya untuk mempromosikan saling pengertian bersama," kata penulis buku "Ecologi and Human Spirit" itu.
Pria kelahiran Washington tahun 1948 itu sebelumnya kerap mendapat kecaman dan kritik bahkan disikapi skeptis oleh banyak kalangan atas kebijakannya untuk mengurangi pemanasan global. Namun ia tetap maju terus dan tidak memperdulikan pengkritiknya. Pada akhirnya aktivitas mampu menggugah kepedulian dunia terhadap isu lingkungan hidup.
Upaya gigih dari peraih penghargaan Nobel Perdamaian 2007 itu dapat disaksikan dalam film "An Inconvenient Truth" yang meraih penghargaan Academy Award pada tahun 2006 sebagai film dokumenter terbaik. Film tersebut menggambarkan dampak pemanasan global yang kian meresahkan sehingga membutuhkan kerjasama seluruh negara-negara di dunia. (*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008