"Mandala siap bantu pemerintah untuk melobi Uni Eropa sebatas menyangkut faktor keselamatan penerbangan, agar larangan terbang terhadap maskapai Indonesia bisa dicabut," kata Trisia di Medan, Rabu.
Dia mengatakan, kondisi itu memungkinkan karena selain Mandala menggunakan pesawat udara buatan Uni Eropa, pemimpin maskapai Mandala juga berasal dari Eropa seperti Ingris dan Belanda.
Selain itu, sebagai salah satu maskapai penerbangan rujukan pemerintah sebagai contoh pertimbangan dihentikan larangan terbang itu, Mandala telah menerapkan berbagai macam peraturan penerbangan berstandar internasional.
Seperti mengadopsi sistem keamanan penerbangan dan melengkapi semua persyaratan untuk mendapatkan sertifikasi audit keamanan pernerbangan internasional (Internatinonal Operational safety Audit/IOSA) melalui asosiasi penerbangan internasional (IATA).
"Tahun ini saja selain menjalani audit oleh Departemen Perhubungan di dalam negeri, dari luar negeri kita juga kedatangan para auditor profesional seperti Boeing, Airbus, IATA, Uni Eropa dan beberapa perusahaan minyak dan gas," ujarnya.
Sekarang Mandala mengoperasikan 12 unit pesawat dan 10 unit di antaranya kombinasi pesawat jenis Airbus A319 dan A320, sedangkan selebihnya pesawat jenis Boeing 737 seri 400 yang melayani 20 rute penerbangan domestik.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008