Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad meminta pemerintah Indonesia segera mengambil sikap terkait memanasnya hubungan Iran dengan Amerika Serikat pascaserangan pesawat nirawak milik AS yang menewaskan pemimpin militer Iran Qasem Soleimani.
"Saatnya Indonesia berperan dalam isu yang sangat krusial ini karena konflik panas tersebut bukan hanya masalah AS-Iran, melainkan menjadi masalah kemanusiaan yang banyak negara mesti berperan, termasuk Indonesia," kata Fadel usai bertemu Dubes Iran untuk Indonesia Mohammad Khoush Heikal Azad di Jakarta, Jumat.
Baca juga: DPR AS hadang Trump berperang dengan Iran
Baca juga: AS: Pesawat Ukraina kemungkinan ditembak Iran
Fadel menilai pernyataan sikap Indonesia penting sebab konflik AS-Iran tersebut telah menjadi isu global dan juga berpotensi menimbulkan dampak besar secara global.
Dia juga sangat menyayangkan terjadinya konflik antara AS dan Iran, terutama sumber awal konflik, yaitu pembunuhan petinggi militer sebuah negara oleh negara lain.
Fadel berharap agar masalah tersebut bisa diselesaikan secara damai.
"Saya sebagai pimpinan MPR serta mewakili pimpinan MPR lainnya menyampaikan turut berdukacita atas meninggalnya Qasem Soleimani kepada pemerintah dan rakyat Iran. Apalagi, almarhum Qasem sangat dihormati rakyat Iran," ujarnya.
Baca juga: MPR sampaikan duka cita meninggalnya Qasem Soleimani
Dalam pertemuan tersebut, kata Fadel, Dubes Iran untuk Indonesia menyampaikan bahwa almarhum Soleimani adalah seorang pahlawan untuk bangsa Iran, seperti tokoh pahlawan Jenderal Sudirman untuk bangsa Indonesia.
Dia berharap akan ada titik penyelesaian konflik dengan damai, serta ke depan jangan terjadi kembali, terutama penyerangan-penyerangan petinggi satu negara di negara lain.
Fadel sangat mengapresiasi sikap pemerintah Iran yang akan berusaha mengambil jalan damai dalam penyelesaian konflik dengan AS.
"Dubes Iran menyatakan bahwa sikap Iran yang terbaru saat ini adalah berusaha menahan diri atau cool down berupaya keras tidak membuat ketegangan lebih panas lagi. Itu menurut saya hal yang patut diapresiasi," ujarnya.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020