Jakarta (ANTARA News) - PT Sinar Mas Multiartha (SMMA)  mengungkapkan pihaknya belum membicarakan harga dan nilai terkait proses akuisisi 70 persen saham PT Bank Century (BCIC).

Direktur Utama SMMA Edward H Hadidjaja dalam keterbukaan informasi di Jakarta, Rabu, mengungkapkan bahwa pada saat ini SMMA dengan pemegang saham pengendali BCIC sedang dalam tahap minat beli (letter of intent) dan belum ada harga dan nilai akuisisi.
    
Menurut Edward, penentuan harga dan nilai akuisisi tersebut masih menunggu hasil uji tuntas (due diligence). Sedangkan untuk jadwal dan target penyelesaian akuisisi BCIC oleh SMMA ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan ketentuan yang berlaku setelah selesainya due diligence.

Edward juga mengungkapkan, karena masih menunggu proses due diligence, maka perseroan belum mempunyai rencana pelaksanaan penawaran tender atas saham BCIC.
    
Dalam pemberitaan sebelumnya, SMMA bersama PT Century Mega Investindo dan First Gulf Asia Holdings Ltd sebagai pemegang saham pengendali BCIC pada 16 November 2008 telah menandatangani Letter of Intent untuk mengakuisisi hingga 70 persen saham BCIC.

Penyelesaian proses akuisisi tersebut akan dilakukan dalam waktu singkat dan sesegera mungkin, termasuk permohonan persetujuan kepada pihak regulator serta pemegang saham.

Akuisisi ini bahkan disambut baik oleh manajemen BCIC. Hermanus Hasan Muslim selaku Direktur Utama BCIC menyatakan bahwa akuisisi ini akan memungkinkan kerjasama antara BCIC dan SMMA dalam peningkatan jasa dan layanan kepada para nasabah.

SMMA yang bergerak di bidang multifinance telah memiliki beberapa anak perusahaan, di antaranya PT Asuransi Sinar Mas (99,99 persen), PT AB Sinar Mas Multifinance (99,99 persen), PT Sinar Mas Multifinance (99,99 persen), PT Sinarmas Futures (99,99 persen), PT Arthamas Konsulindo (99,99 persen), PT Sinarmas Sekuritas (99,99 persen), PT Sinartama Gunita (99,8 persen) dan PT Sinar Artha Konsulindo (99,75 persen).
    
Kemudian, PT Jakarta Teknologi Utama Motor (99,28 persen), PT Shinta Utama (99 persen), PT Arthamas Solusindo (99 persen), PT Arthamas Informatika (99 persen), PT Sinar Artha Solusindo (99 persen), PT Sinar Artha Inforindo (99 persen), PT Komunindo Arga Digital (95 persen), PT Asuransi Jiwa Sinarmas (73,08 persen), PT Super Wahana Tehno (66 persen), PT Wapindo Jasaartha (60 persen), PT Bank Sintha Indonesia (59,11 persen), PT Autopro Utama Perkasa (50,63 persen) dan PT Bank Sintha Indonesia (melalui PT Shinta Utama) sebanyak 40,48 persen. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008