Jakarta, (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Rabu menguat menjadi Rp11.900/12.000 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp11.925/12.100 atau naik 25 basis poin.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, mengatakan, kenaikan rupiah ini karena pelaku pasar mulai berspekulasi melepas dolar AS, setelah mengalami kenaikan yang cukup tinggi terhadap rupiah.
"Para pelaku pasar menilai saatnya untuk menjual dolar AS dan membeli rupiah untuk mencari untung, namun aksi lepas itu volumenya belum besar," katanya.
Pelaku pasar melepas dolar AS, setelah adanya imbaun dari otoritas moneter untuk melepas mata uang asing agar rupiah tidak terpuruk tajam.
Menurut Kostaman, rupiah yang terus terpuruk karena kondisi pasar terus menekannya, akibat krisis keuangan global yang mendorong pelaku asing membeli dolar AS ketimbang rupiah.
Kondisi ini memicu pelaku lokal juga aktif membeli dolar AS, karena mereka merasa aman memegang dolar AS ketimbang rupiah, katanya.
Sementara itu Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono menyatakan, BI tidak akan membiarkan pasar membuat kurs Rupiah menjadi tidak realistis, yang akan merugikan perekonomian Indonesia.
"Kita tidak akan membiarkan pasar membuat kurs menjadi tidak realistis," katanya.
Menurut dia, dengan berbagai instrumen yang dimiliki, BI akan mengarahkan agar nilai tukar Rupiah cukup bagus dan realistis.
"Pokoknya kita buat yang baik-baik bagi ekonomi ya," ucapnya.
Mengenai penyebab depresiasi rupiah, menurut Kostaman, karena demand dan supplay, ada aksi corporate (yang membutuhkan dolar AS untuk membayar kewajiban), dan impor," katanya.
"Itu terjadi tidak hanya di sini (Indonesia) saja karena suasana di luar (negeri) juga begitu," katanya.
Ia mengatakan, apabila kondisi ini masih terjadi seperti pagi ini maka rupiah pada sore nanti diperkirakan akan kembali membaik.
"Kita lihat saja perkembangan berikut apakah pasar masih seperti ini sehingga rupiah masih berada pada kisaran antara Rp11.500 sampai Rp12.000 per dolar AS," ucapnya.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008