London (ANTARA News - Harga minyak mentah di London menguat pada Selasa waktu setempat, meski Pusat Studi Enerdi Global (Centre for Global Energy Studies/CGES) memproyeksikan terjadinya penyusutan permintaan global untuk pertama kalinya dalam 25 tahun akibat parahnya pelambatan ekonomi global.

Minyak mentah Brent Laut Utara untuk pengiriman Januari naik 10 sen menjadi 52,41 dolar AS per barel di InterContinental Exchange (ICE) London. Pada awal Selasa sempat turun mencapai 51,25 dolar AS.

Di New York Mercantile Exchange (NYMEX), minyak mentah light sweet untuk pengiriman Desember, bertambah 33 sen menjadi 55,28 dolar AS, setelah merosot menjadi 54,13 dolar AS -- level terendah sejak 29 Januari 2007.

"Permintaan minyak global diperkirakan menyusut pada 2008 untuk pertama kalinya dalam seperempat abad ini," kata laporan bulanan terakhir CGES yang berbasis di London, yang dipublikasikan Selasa.

"Pertemuan darurat OPEC bulan lalu untuk mengurangi produksi 1,5 juta barel per hari sejauh ini gagal untuk menahan penurunan harga dan tidak akan terjadi hingga penurunan produksi riil telah diimplementasikan."

Organisasi Negara Pengeskpor Minyal (OPEC), yang memproduksi 40 persen dari minyak mentah dunia, sejauh ini gagal mengimplemtasikan secara penuh pengurangan produksinya yang dilaksanakan mulai 1 November, menurut para analis.

"Proyeksi permintaan minyak terus direvisi turun dan kontraksi tahun-ke-tahun dalam permintaan minyak global pada 2008 dan 2009, sekarang sangat memungkinkan untuk pertama kalinya dalam 25 tahun," kata CGES kepada AFP.

"Garis harga minyak akan tergantung pada bagaimana, dan seberapa cepat, OPEC menurunkan produksinya dalam merespon penurunan permintaan minyak," tambahnya.

Iran, produsen minyak OPEC terbesar kedua, akhir pekan lalu mengatakan pihaknya mendukung penurunan produksi baru 1,0-1,5 juta barel per hari. OPEC akan menggelar pertemuan pada 29 November di Kairo, menyusul pertemuan di Oran, Aljazair, dua pekan kemudian.

OPEC mengatakan Senin, bahwa pihaknya siap untuk mengintervensi membantu kenaikan pasar.

Harga minyak telah jatuh hampir dua pertiganya sejak mencapai rekor harga tertinggi di atas 147 dolar AS pada Juli, karena pelambatan ekonomi global memangkas permintaan energi dunia.

Harga minyak di London pekan lalu, merosot menjadi ditutup pada posisi terendah tiga setengah tahun pada 50 dolar AS, mendorong OPEC menyerukan pertemuan darurat di Kairo untuk membicarakan level produksi. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008