Komandan Disaster Emergency Response (DER) ACT Jawa Timur, M. Rohadi, Jumat menyatakan, kegiatan tersebut merupakan respons cepat tanggap ACT.
"Begitu mendapatkan kabar warga di Cerme, Gresik mengalami banjir, tim DER ACT langsung berkoordinasi dengan masyarakat di daerah bencana untuk menginventarisir kebutuhan di lokasi pengungsian," ujar Rohadi.
Baca juga: Bupati: Normalisasi Kali Lamong tidak cukup dilakukan dalam setahun
Ia mengemukakan, awal tahun 2020 menjadi awal yang cukup menyedihkan bagi sebagian saudara yang terlanda bencana.
"Khususnya untuk saudara kita yang hingga saat ini masih berduka karena banjir di wilayah Jabodetabek dan Banten," katanya.
Di Jawa Timur, kata dia, tepatnya di Kabupaten Gresik mengalami hal serupa yakni di desa Guranganyar, Kecamatan Cerme sekitar 270 rumah tergenang setinggi 1,5 meter.
"Seluruh warga yang terdampak telah dievakuasi ke balai desa dan tempat yang lebih aman. Aktivitas warga sangat terganggu dan bantuan relatif sulit untuk disampaikan karena jalan utama menuju lokasi banjir juga tergenang air," katanya.
Ia menjelaskan, merespons kondisi ini dengan menyalurkan 320 paket pangan ke lokasi banjir.
"Bantuan disalurkan ke lokasi pengungsian menggunakan perahu yang disediakan BPBD Jawa Timur," katanya.
Sementara itu, Andik Taufiq, Kepala Desa Guranganyar menceritakan kronologi banjir yang secara cepat menenggelamkan rumah warganya yang terjadi beberapa lalu.
" Hujan lebat dari sore hingga malam, akibatnya Kali Lamong meluap, dalam waktu singkat air pun mengepung wilayah desa, kami bersyukur bisa mengevakuasi warga dengan cepat sehingga tidak ada korban jiwa," kata Andik.
Baca juga: Bupati Gresik minta pemprov prioritaskan penanganan banjir Kali Lamong
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020