Surabaya (ANTARA News) - Tiga mahasiswa jurusan Sistem Informasi (SI) Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya berhasil masuk lima besar "Top 5th" di ajang "International Association of Students in Agriculture & Related Sciences (IAAS) Olympic" 2008 (olimpiade pertanian) yang digelar di Bogor sejak 15-16 November 2008.

Ketiga mahasiswa ITS tersebut adalah Andre Parvian Aristio, Aghita Sekarini Yusinda, Fitrah Meilia Purnama. "Empat tim finalis lainnya adalah mahasiswa pertanian, hanya kami yang bukan mahasiswa pertanian," kata Andre saat ditemui di ITS, Selasa.

Menurut Andre, dalam olimpiade tersebut timnya membawakan paper berjudul "The Implementation of blog e-learning in Indonesia's Education: Effort to Reduce the Excess Consumption of Papers & Deforestation".

"Intinya, kami ingin membudayakan e-learning untuk mengurangi pemakaian kertas, jangka panjangnya mengurangi penebangan hutan," katanya menambahkan.

Dari papernya ini, Andre menunjukkan tingkat pemakaian kertas per mahasiswa dalam setiap tahunnya mencapai 27 kilogram. "Ini setara dengan 0,26-0,44 pohon per mahasiswa," kata Andre mahasiswa angkatan 2005 ini.

Jika dikalkulasikan dengan jumlah mahasiswa se-Indonesia maka angka pemakaian kertas oleh mahasiswa mencapai 119 ton per tahun. Dengan penerapan e-learning, mereka berharap angka ini dapat diturunkan. "Jumlah penurunannya berapa, itu yang belum kami hitung rinciannya," katanya.

Namun yang terjadi di jurusan mereka dapat menjadi gambaran nyata. Menurut Aghita, dalam sekali mengerjakan tugas praktikum, ia membutuhkan sekitar 30 lembar. "Itu satu orang mahasiswa dan baru satu tugas," katanya.

Padahal, dalam satu semester, kurang lebih terdapat lima tugas praktikum sehingga yang terjadi setiap kali pengumpulan tugas praktikum adalah tumpukan kertas yang menggunung.

Jurusan SI sendiri sudah menerapkan e-learning untuk beberapa tugas. Hasilnya, sudah dua semester ini tidak ada lagi tumpukan kertas di setiap tugas praktikum. "Di jurusan saja, sudah menghemat 300 lembar kertas per tahun per mahasiswa," katanya.

Walaupun tidak dapat menempati juara pertama, namun mereka cukup puas. Sebab, baru kali ini mahasiswa teknik berhasil menembus ajang olimpiade pertanian.

"Top finalisnya itu mahasiswa IPB yang memang belajar tentang pertanian. Satu-satunya yang non pertanian, ya, Cuma kita ini," katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008