Jakarta (ANTARA News) - Anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPR, Andreas Pareira, menyatakan bahwa lembaga survei jangan sampai terjebak pada fenomena berubahnya pendapat calon pemilih (swing voters) dalam melakukan pengumpulan jajak pendapat (polling).

"Masalahnya, swing voters di mana-mana sama kelakukannya, selalu berubah-ubah, tergantung isu aktual," katanya kepada ANTARA .

Dia mengatakan hal itu menanggapi hasil survei yang menunjukkan suara partai-partai besar akan mengalami penurunan suara pada Pemilu 2009 karena adanya pemilih beralih ke partai baru.

"Hasil survei tersebut memang mengejutkan. Namun, ada hal yang perlu dijelaskan lebih rinci mengenai teknik pengambilan sampel," katanya.

Dia mempertanyakan apakah teknik pengambil sampel bersifat acak atau selektif terbatas pada swing voters.

"Kalau hanya terbatas kepada swing voters, bisa jadi hasil tersebut akturat. Tetapi, ingat, itu belum mencerminkan keseluruhan," katanya.

Sebaliknya, menurut dia, jika teknik pengambilan sampel bersifat acak, bisa saja kesimpulan tentang swing voters betul.

Sementara itu, Sekretaris Fraksi Partai Golkar (FPG) DPR, Syamsul Bachri, berpendapat, publik sekarang jenuh, bahkan bingung dengan banyaknya partai baru.

"Apalagi, dipimpin tokoh yang itu-itu juga," katanya, menanggapi hasil survei yang menunjukkan suara partai-partai besar di Pemilu 2009 akan merosot karena beralih ke partai-partai baru. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008