Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2009 diperkirakan akan berfluktuasi pada kisaran di bawah 2.000, mengingat dampak krisis finansial global akan memaksa pelaku pasar melakukan konsolidasi, sehingga investor harus selektif melakukan pemilihan portofolio agar dapat memperoleh keuntungan (gain) sebesar-besarnya. "Kemarin kita bisa mencapai 2.800 itu karena siklus super pada komoditas yang terjadi 20-30 tahun sekali. Sepertinya dibutuhkan waktu beberapa tahun sebelum indeks bisa kembali menembus level itu, bahkan saat bursa regional telah pulih kembali," kata Kepala Riset Recapital Securities, Poltak Hotradero, di Jakarta, Selasa. Ditanya tentang nasihat yang bisa diberikan kepada para investor pada tahun depan, Poltak menjelaskan, hal paling bijaksana yang bisa dilakukan adalah melakukan adalah melakukan diversifikasi portofolio serta tidak terlalu agresif dalam melakukan pembelian saham. Dengan sektor komoditas yang diperkirakan akan berisitirahat selama minimal dua tahun ke depan, katanya, IHSG akan mengandalkan sektor-sektor telekomunikasi dan perbankan sebagai penggerak utama perdagangan, terutama akibat adanya konsolidasi-konsolidasi para pemain di kedua sektor tersebut. "Mungkin dari 10 pemain sektor telekomunikasi sekarang ini, dalam dua tahun ke depan tinggal empat atau lima. Telkom, Indosat, dan Excelcomindo akan 'survive', tetapi kita tidak akan tahu siapa yang mereka mereka ambil karena nasib ke depan bergantung pada itu. Kalau mereka bisa beli aset bagus dengan jaringan yang kuat, ya bisa aja," katanya. Sedangkan di perbankan, jelasnya, pembelian Bank Century Tbk (BCIC.IDX) oleh kelompok Sinar Mas bisa menjadi awal konsolidasi perbankan terlebih, mengingat masih banyaknya bank-bank kecil dengan permodalan terbatas di bursa. "Bank-bank yang bisa melalui krisis ini, akan bisa menghadapi situasi apapun," katanya. Setelah menembus level 2.800 pada pertengahan tahun ini, IHSG melorot tajam dan sempat menyentuh level 1.108 pada Oktober kemarin, akibat terdorong oleh kejatuhan tajam di berbagai bursa global. (*)

Copyright © ANTARA 2008