Jakarta, (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) melanjutkan penurunan pada perdagangan Selasa pagi ini seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah yang kembali mendekati level Rp12.000 per dolar AS. IHSG BEI sesi pagi ditutup turun tajam 66,486 poin atau 5,38 persen menjadi 1.170,447 dan indeks LQ45 melemah 17,393 poin atau 7,28 persen ke posisi 221,626. Analisa PT Danareksa Sekuritas, dalam riset hariannya mengungkapkan, indeks BEI kembali tertekan melanjutkan penurunan karena nilai tukar Rupiah yang kembali anjlok ke posisi Rp11.850 per dolar hingga pukul 11.05 WIB. Danareksa juga menyebutkan bahwa penurunan indeks juga tertekan oleh belum jelasnya transaksi Bumi Resources beserta saham grup Bakrie lainnya yang telah memberikan tekanan yang cukup besar ke pasar. Pada perdagangan Sesi pagi ini saham Bumi Resources kembali terkena "auto rejection" mentok di harga Rp950 setelah terkoreksi Rp100. Sistem "auto rejection" ini juga mengenai dua saham grup Bakrie lainnya, yakni saham Bakrie Brothers yang baru dibuka suspensi-nya dan langsung turun di batas maksimalnya Rp14 untuk berada di harga Rp131 dan Energi Mega Persada turun Rp35 di harga batas bawahnya Rp315. Sedangkan tiga saham Bakrie lainnya, yakni Bakrie Development turun Rp7 menjadi Rp71, Bakrie Telecom melemah Rp3 ke Rp55 dan Bakrie Plantations terpuruk Rp30 menjadi Rp275. Selain itu, pergerakan negatif indeks BEI ini juga terkait pelemahan bursa AS dan regional. Anjloknya Bursa AS dengan indeks Dow Jones pada Senin malam ditutup turun 2,63 persen menjadi 8.273,58 diikuti oleh bursa regional. Pada Selasa pagi ini beberapa bursa di kawasan Asia ditutup turun, diantaranya indeks Nikkei 225 di Bursa Tokyo merosot 2,01 persen ke posisi 8.351,20, bursa Hong Kong dengan indeks Hang Seng yang terkoreksi 2,94 persen menjadi 13.131,23 dan bursa Singapura dengan indeks Straits Times yang melemah 1,62 persen ke level 1.721,35. Kondisi inilah yang membuat saham yang turun mendominasi perdagangan di BEI pada perdagangan sesi pagi ini sebanyak 130 dibanding yang naik hanya delapan, sedangkan 25 stagnan dan 294 efek belum diperdagangkan. Perdagangan berjalan sepi, hanya 18.098 kali transaksi yang melibatkan 702,599 juta saham dengan nilai Rp433,641 miliar.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008