Jeddah (ANTARA News) - Sugiyo (65) dan isterinya Sri Lestari (60), yang berangkat dari Jakarta tanggal 14 November 2008 menggunakan jasa Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) atau ONH Plus, baru tiba di Terminal Haji Bandara Raja Abdul Aziz, Jeddah, pada Senin sore. "Pesawatnya ada masalah, jadi rombongan kami yang semuanya 21 orang harus transit di Yaman selama tiga hari," kata Sugiyo. Hingga pukul 17.30 waktu Arab Saudi, Sugiyo, Sri dan 20 anggota rombongan jemaah haji dari PT Kota Piring Kencana masih berada di bandara. "Koper belum sampai juga. Dari tadi hanya nunggu di sini, sampai sudah capek duduk dan capek berdiri. Katanya disuruh tunggu sampai pukul 23.00, kalau tidak datang juga kami berangkat dulu dan koper akan di susulkan," kata pensiunan Angkatan Udara RI itu. Selama menanti, Sugiyo dan Sri yang telah mengenakan pakaian ihram--dua helai kain tak berjahit untuk pria dan baju putih-putih untuk perempuan--berjalan-jalan di sekitar area bandara, mencari kedai makan yang menjual makanan yang sedikit sesuai dengan lidah Indonesia mereka. "Selama tiga hari tinggal di hotel di Yaman, makanannya tidak pas dengan lidah kami. Jadi paling makan roti, yang rasanya juga tidak seperti di Indonesia. Di sini roti lagi. Tadi katanya ada yang jual tahu di sini, dimana ya," katanya kepada Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi di Jeddah. Namun sayangnya di bandara itu belum ada kedai yang khusus menjual makanan Indonesia. Mereka pun terpaksa menahan lapar beberapa waktu dan kembali menunggu keberangkatan ke Mekah. Keduanya mengaku belum tahu akan menginap di hotel mana ketika berada di Mekah nanti, berapa lama mereka akan tinggal dan apa saja jadwal ibadah di tanah suci yang disusun PIHK untuk mereka. "Belum ada pemberitahuan dari petugasnya," kata warga Pekanbaru, Riau itu. Bahkan jadwal keberangkatan bus yang akan membawa mereka ke Mekah Al Mukaromah pun belum mereka ketahui. "Beginilah kondisinya. Plus-plusnya agak kurang menyenangkan. Mungkin ini ujian perjalanan ibadah kami," katanya tanpa mau menyebutkan besaran dana yang harus mereka keluarkan untuk perjalanan ibadah haji khusus mereka. "Itu tidak usah lah. Jumlahnya tidak penting, karena ini untuk ibadah," katanya. Pemerintah memberikan patokan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus (BPIHK) sebesar 5.000 dolar Amerika Serikat. Menurut beberapa jemaah haji peserta PIHK yang sudah tiba di Bandara Raja Abdul Aziz Jeddah, besaran BPIHK yang dibayar jemaah berkisar antara Rp60 juta hingga Rp70 juta, dua kali lipat dari BPIH reguler.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008